Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga Bima Tak Mandi Berhari-hari

Kompas.com - 31/07/2017, 17:07 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Kekeringan meluas di wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal itu membuat warga Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, kesulitan air bersih.

Kepala Desa Doridungga, Adhar menyebutkan, sebanyak 850 kepala keluarga (KK) di desanya harus mencari air akibat kemarau. Kondisi kekeringan ini dirasakan sudah berlangsung dua bulan.

Untuk mendapatkan air kata Adhar, sehari-hari ia dan warganya harus berjalan kaki lebih dari satu kilometer melewati jalan bergelombang.

"Kami memang kami tak punya pilihan lain. Mau tidak mau, kami dan masyarakat konsumsi air keruh untuk minum, masak dan mandi. Itu pun, setiap hari kami harus berebutan air dengan hewan di kubangan yang berlumpur dan kotor," ujar Adhar kepada Kompas.com saat ditemui ketika hendak mengambil air di kubangan, Senin (31/7/2017).

Tak hanya lelaki, ibu rumah tangga dan anak-anak pun ikut membawa ember dan jerigen berisi 25 liter air dan memikulnya ke rumahnya masing-masing.

“Setiap hari warga harus bolak-balik memikul air dari sungai. Sementara bagi warga mampu harus patungan uang sewa mobil untuk mengambil air di Kecamatan lain dengan jarak mencapai puluhan kilometer,” tutur Adhar.

Baca juga: Kekeringan Meluas di Bima, BPBD Tetapkan Status Tanggap Darurat

Selain itu, masyarakat Desa Doridungga terpaksa mengurangi aktivitas ketika musim kemarau. Mereka tidak mandi selama berhari-hari.

"Ya, mau gimana lagi. Kita memang kesulitan pasokan air. Sebagian warga disini terpaksa tayamum ketika hendak salat. Bahkan ada yang enggak mandi berhari-hari. Seperti saya sudah dua hari enggak mandi karena air sangat terbatas. Itu pun kami dapat air keruh yang bau dan kotor,” ucapnya.

Menurut dia, di wilayahnya memang menjadi langganan kekeringan tiap tahun.  Dia mengaku melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah daerah.

“Sudah beberapa kali kami laporkan kepada pemerintah daerah, tapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti. Dulu memang ada petugas yang datang, namun hanya survei saja, sementara rakyat saya sudah lama berteriak kesulitan air," kata Adhar.

Selama ini warganya yang mencapai 3.368 jiwa hanya mengandalkan sumber mata air pegununungan dari wilayah desa lain yang dialirkan melalui jaringan pipa ke desa setempat. Namun ketika musim kemarau, debit air menurun drastis sampai mengering.

Sementara bantuan dari pemerintah, ujar Adhar, tercatat baru satu kali mendistribusikan air bersih untuk penduduk setempat. “Bagaimana pun penduduk kami dan desa ini merupakan bagian dari NKRI. Untuk itu kami minta pemerintah untuk segera merespons,” ucapnya.

Kompas TV Kembalikan Air Kami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com