Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dermawan, Guru di Pulau Terpencil Itu Kini Telah Tiada...

Kompas.com - 31/07/2017, 12:36 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

KAYONG UTARA, KOMPAS.com - Seorang guru SDN 3 Kelumpang, Pulau Maya, Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Dermawan, ditemukan dalam keadaan meninggal setelah terjatuh dari kapal penangkap ikan yang ia tumpangi, Kamis (27/7/2017).

Jenazahnya baru ditemukan dua hari kemudian pada Sabtu (29/7/2017) pagi. Pencarian warga asal Desa Sungai Awan, Kabupaten Ketapang ini melibatkan masyarakat dan tim pencari Badan SAR Nasional dengan melakukan penyisiran pada titik yang diduga keberadaan korban.

Istri Korban, Susi mengatakan, sebelum berangkat suaminya sempat mengirimkan pesan singkat memberitahukan jika ia akan pulang dengan menumpang kapal penangkap ikan. Namun, korban tergelincir dan jatuh dari kapal yang ditumpanginya itu.

Nahkoda beserta Anak Buah Kapal (ABK) langsung mencari korban, namun tidak membuahkan hasil. Tak berapa lama, Susi pun mendapat kabar dari kepala sekolah tempat suaminya mengajar.

(Baca juga: Guru Lillahi Taala dan Kepiluan Sekolah di Pedalaman Aceh)

"Saya dihubungi kepala sekolah, dia memberitahu kalau suami saya terpeleset dan jatuh ke laut," ungkap sang istri saat dihubungi Senin (31/7/2017).

Warga Sukadana, Rossi mengatakan, jarak yang harus ditempuh Dermawan dari rumah ke tempatnya mengajar berkisar 5 hingga 6 jam perjalanan. Dari rumahnya di Desa Sungai Awan melalui jalur darat ke Sukadana sekitar 30 menit-1 jam.

Kemudian dari Sukadana ke Pulau Maya Datar, tempat Dermawan bekerja, ditempuh lewat jalur laut dengan 4-5 jam perjalanan. Pulau Maya Datar berada di antara pulau-pulau kecil lainnya di gugusan kepulauan Karimata.

Karena jauh itu pula, korban pulang dari tempatnya mengajar sepekan sekali atau sesuai keperluan. "Ndak tiap hari pulang pergi, karena untuk mencapai pulau itu berkisar 4 sampai 5 jam perjalanan. Transportasi ke sana biasa pakai speed atau kapal klotok," ujar Rossi.

Upaya pencarian kemudian dilanjutkan Jumat (28/7/2017) dengan melibatkan personel Polsek Pulau Maya Karimata, Basarnas, dan masyarakat nelayan Tanjung Satai. Namun lagi-lagi, tak membuahkan hasil.

(Baca juga: Suparjo, Guru bagi Anak-anak Pedalaman)

Komandan Tim Basarnas Asmayadi mengatakan, pencarian  korban selama dua hari tersebut sempat terkendala ombak yang cukup  tinggi.

"Kondisi tersebut juga ditambah dengan jarak tempuh  menuju  lokasi tempat korban jatuh yang memerlukan waktu hingga 90 menit dengan menerjang ombak laut, sehingga cukup menyulitkan proses pencarian korban," ujar Asmayadi.

Asmayadi menambahkan, saat proses pencarian, tinggi ombak mencapai dua meter. Korban kemudian berhasil ditemukan oleh dua orang  nelayan pada Sabtu (29/7/2017) sekitar pukul 08.00 WIB di sekitar laut Tanjung Satai.

"Usai ditemukan, korban kemudian kita bawa ke rumah duka di Sungai Awan Ketapang dan diserahkan kepada pihak keluarga sesuai dengan permintaan warga," tutupnya.

Kompas TV Sokola Rimba bukanlah sebuah sekolah formal dengan adanya bangunan berdinding dan beratap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com