Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Kekerasan Suporter Sepak Bola Seperti Doktrin Terorisme

Kompas.com - 27/07/2017, 16:39 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku prihatin dengan nasib nahas yang menimpa Ricko Andrean, suportter Persib (bobotoh) yang meninggal akibat dikeroyok sesama bobotoh dalam pertandingan Persib melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Sabtu (22/7/2017).

Menurut Dedi, kekerasan serta permusuhan yang kerap ditunjukkan dalam dunia suporter sepak bola dapat dikatakan sebagai paham berbahaya. 

"Kekerasan (dalam sepak bola) itu tindakan fundamentalisme yang dilarang di Indonesia. Pandangan saya, kekerasan yang dilakukan atas nama keyakinan terhadap kelompok atau klub kategorinya sama dengan terorisme," kata Dedi saat ditemui di Universitas Katolik Parahyangan, Kota Bandung, Kamis siang. 

Baca juga: Jadi Korban Salah Sasaran Pemukulan, Seorang "Bobotoh" Gegar Otak

Dedi juga menilai, kekerasan dan permusuhan antarsuporter sepak bola merupakan bahaya laten serta mirip dengan doktrin radikalisme yang diwariskan turun-temurun. 

"Karena itu sistem ajaran laten. Itu idelogi berdampak pada kebencian. Anak kecil usia SD kalau Viking ketemu The Jakmania pasti jadi musuh. Padahal enggak ada urusan," ujarnya.

Dedi menambahkan, pertikaian serta permusuhan antarsuporter sepak bola, terutama antara bobotoh dan The Jakmania mau tidak mau akan terus diikuti oleh anak-anak yang pada dasarnya tidak tahu akar masalah sebenarnya.

"Ini sudah ideologis. Sama dengan pencekokan terorisme. Sama, terorisme juga dicekoki dulu," tuturnya. 

Untuk mengakhiri pertikaian, lanjut Dedi, perdamaian antara Viking atau Bobotoh dengan The Jakmania mutlak harus segera dilakukan agar tidak ada lagi nyawa melayang akibat rivalitas dan fanatisme buta. 

"Perdamaian harus disegerakan. Ahli psikologi, ahli ideologi harus segera membenahi manajerial fans klub yang seperti ini. Bukan hanya menteri Olahraga saja, menteri Agama, menteri Polhuk HAM juga harus turun tangan," jelasnya.

Baca juga: Polisi Sebut Ricko Dikeroyok saat Menolong Bobotoh

Dedi menceritakan pengalaman anaknya yang pernah ikut terbawa arus pertikaian antara bobotoh dengan The Jakmania. Menurut dia, pada waktu usia SD, anak laki-lakinya sangat fanatik pada Persib Bandung dan selalu mengucapkan kata-kata kasar kepada suporter The Jakmania.

"Memang rata-rata anak kecil. Seiring usia, hobi anak saya mulai saya geser. Fanatismenya jadi tidak kaya waktu SD," katanya.

Kompas TV Bobotoh Sejak Pagi Menukar Tiket
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com