PAMEKASAN, KOMPAS.com - Petani garam di Madura benar-benar diuntungkan. Sampai hari ini, harga garam kualitas nomor 1 mencapai Rp 3,5 juta per ton. Sementara garam kualitas nomor 2 dijual seharga Rp 3 juta per ton.
Mahalnya harga garam, membuat petani memilih jalan pintas dengan cara memanen garam secara prematur. Haryanto, salah satu petani garam asal Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan mengaku terpaksa memanen garamnya tiap sore.
Meski hasil panennya sedikit, namun ia lekas mendapatkan uang. "Saya mengejar keuntungan sehingga cepat membeli kebutuhan keluarga," terang Haryanto.
Agar bisa panen garam setiap hari, ia menggunakan trik khusus. Yaitu, air laut dialirkan ke beberapa petak terlebih dahulu untuk menaikkan kadar garamnya. Air yang kadar garamnya tinggi langsung ditempatkan di petak yang siap untuk pembuatan garam.
(Baca juga: Penjual Garam: Ini Bukan Naik, tetapi Ganti Harga)
"Air yang kadar garamnya tinggi dalam 10 jam sudah bisa dipanen dan dijual," imbuh Haryanto.
Soal kualitas, garam yang dipanen dalam sehari tidak sebagus garam yang dipanen dalam 10 atau 15 hari. Terutama dalam kristalisasinya.
"Garam yang sehari dipanen tidak mengkristal dan tidak begitu padat. Bahkan terkena air sedikit, cepat mencair," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.