Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nata de Fish", Olahan Ikan Lemuru Kreasi Dosen Uniba

Kompas.com - 24/07/2017, 08:14 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Jika nata de coco terbuat dari air kelapa, beda dengan nata de fish yang dibuat oleh dosen Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba).

Makanan dengan tekstur kenyal yang biasanya ditambahkan untuk minuman manis ini terbuat dari sari ikan lemuru.

Nadya Adharani (27), salah satu dosen Uniba kepada Kompas.com, Minggu (23/7/2017), menjelaskan, ide tersebut muncul dari banyaknya potensi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi salah satunya adalah ikan lemuru yang banyak di temukan di perairan Muncar.

"Lemuru dipilih karena harganya murah dan jika sudah masuk musim jumlahnya sangat banyak. Jadi kita yang terdiri dari tim berpikir apa yang bisa dibuat dari ikan lemuru tersebut dan tentunya bisa mengubah harga jualnya," katanya.

Nadya mengatakan, cara pembuatan nada de fish  tidak jauh berbeda dengan cara membuat nata de coco pada umumnya hanya saja yang membedakan adalah dari ikan lemuru yang digunakan sebagai bahan utama.

Sari ikan lemuru didapatkan dari rebusan 1 kilogram ikan dan 1 liter air.

"Awalnya kita ingin gunakan limbah dari ikan di tempat pengalengan ikan yang selama ini dijadikan terasi atau petis tapi hasilnya ternyata tidak maksimal," katanya.

Baca juga: Tiap Rabu, Jamaah Masjid Babussalam Banyuwangi Dapat Makan Siang Gratis

Sari ikan lemuru tersebut kemudian disaring berkali- kali hingga menghasilkan air yang bening dan tidak keruh. Kemudian didiamkan dalam suhu ruang dan tidak ada sinar matahari serta ditambahkan dengan bakteri acetobacter xylinum sekitar 10 persen dari cairan.

"Sekitar 13 hari didiamkan menunggu proses fermentasi sehingga bagian atasnya mulai mengeras dan jadilah nata de fish. Dari satu liter air dan satu kilogram ikan lemuru bisa menjadi 900 gram. Jadi tidak banyak yang terbuang," ungkapnya.

Ia menambahkan gizi yang terkandung dalam 100 gram nata de fish cukup baik yaitu 60 persen protein dan 80 persen karbohidrat.

Untuk menyajikan, nata de fish dipotong dadu dan dicampurkan dengan es batu serta sirup dengan aneka rasa.

"Kalau ini kita campur sirup leci dan kita jual di kampus dengan harga Rp 5.000 per wadah. Rasanya enak tidak ada amis ikan sama sekali," kata dia.

Rencananya, tim peneliti yang terdiri dari dosen Uniba akan mematenkan hasil penelitian tersebut dan mengurus izin agar bisa memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak.

"Kita juga ajarkan pembuatan nata de fish ini kepada kelompok nelayan yang ada di pesisir Muncar. Jadi mereka bisa membuatnya dan juga menjual dengan bahan utama yang dekat dengan kehidupan mereka. Jadi bukan hanya membuat petis dan terasi saja," sebut Nadya.

Baca juga: Nindya, Meraup Untung dengan Mengolah Limbah Bandeng

Kompas TV Devina “Sulap” Kopi Jadi Olahan Iga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com