Dia terus merasa sangat terpukul dan tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan tugas akhir kuliahnya, skripsi dan lain sebagainya, terpaksa dilupakannya sementara ini.
“Pastinya (pengerjaan skripsi) terganggu mas. Ibu saya meninggal, sekarang calon suami,” ucap Ita yang merupakan mahasiswi Fakultas Keguruan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati).
Meski Riyan sudah tidak ada, Ita masih tetap dan terus menjadlin hubungan dengan keluarganya. Dia membantu seluruh kebutuhan di rumah termasuk tahlilan, dan lainnya.
Sementara itu, Zakaria, bapak kandung Riyan juga merasa sangat kehilangan anak pertamanya. Dia membandingkan foto Riyan yang masih segar bugar, sehat, dengan foto yang baru saja pulang pasca penganiayaan. Dia merasa sangat tidak terima dengan perlakuan yang dialami Riyan.
“Dia mau menikah, sudah siap semua, dan ternyata begini nasibnya. Saya sangat terpukul sekali, bahkan kalau dibilang ga terima, ya enggak terima, cuman ya …,” ucap Zakaria.
Dia mengaku tak kuasa melihat anaknya sampai rumah dalam kondisi luka parah, ibunya pun sejak meninggal hingga skarang masih terus menangis,katanya saat ditemui Kamis, (20/7/2017).
Zakaria menuntut keadilan untuk Riyan Hardiyansyah, meski berusaha telah mengihklaskan kepergian Riyan. “Kalau urusan dunia harus dijalankan sesuai hukum dunia. Kalau kematian itu urusan akhirat,” kata Zakaria.
Baca juga: Kisah Widiyanti Penjaja Sayur Temukan Segepok Uang di Bawah Lampu Merah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.