Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampu Hias yang Dibangun di Bekas Kandang Sapi Laku Sampai ke Jerman

Kompas.com - 21/07/2017, 18:44 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Siapa sangka lampu hias merk Paul Neuhaus asal Jerman dibuat di Banyuwangi, Jawa Timur. Rupanya, merk asal Jerman berasal dari workshop bernama Husna Art yang terletak di Desa Sumber Beras, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, milik Prayitno Pribadi.

Pria yang akrab disapa Yitno itu mengaku sudah memasarkan hasil karyanya ke beberapa belahan dunia. Selain ke Jerman, hasil buah tangannya juga dipasarkan di Jepang dan Australia.

"Saya mulai usaha lampu hias ini sejak 12 tahun lalu di Ubud, Bali," ujar Yitno di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (20/7/2017).

Produk yang dipasarkan Yitno merupakan lampu hias yang diberi ornamen kerang dan kulit telur. Dari bahan baku itu dia bisa menyulapnya menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Lampu hias buatan Yitno dibandrol mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 1,5 juta. Tiap harinya, Yitno dapat menghasilkan 150 kerajinan berbahan baku kerang dan kulit telur.

Keunggulan dari produk Yitno adalah ramah lingkungan sehingga bisa diterima di banyak negara. Dalam tiap bulan dia dapat mengekspor satu kontainer hiasan berbahan baku kerang dan kulit telur.

Yitno menceritakan, usaha itu mulai ia rintis sejak tinggal di Bali. Mulanya, dia memasarkan hasil karyanya dari mulut ke mulut. Rupanya, lampu hias yang diberi ornamen kerang dan kulit telur itu diminati oleh wisatawan mancanegara.

Mulai dari situ dia menekuni usaha ini. Bahkan dia rela meninggalkan profesinya sebagai pegawai sebuah hotel.

"Saya ini lulusan perhotelan. Sudah 20 tahun kerja di hotel pengin punya usaha sendiri," ucap dia.

Setelah produknya diminati para wisatawan di Bali, Yitno memutuskan untuk pulang kampung ke tanah keliharannya di Banyuwangi pada 2015 lalu. Di Banyuwangi-lah dia mendirikan Husna Art yang pada awalnya adalah kandang sapi.

Di Banyuwangi, Yitno mengaku bisnisnya semakin menguntungkan. Sebab, di kampung halamannya itu lebih mudah untuk mendapatkan bahan baku produknya.

"Selain itu saya bisa membantu para tetangga untuk dapat kerjaan. Saat ini saya sudah punya karyawan 30 orang," kata Yitno.

Menurut Yitno, saat ini Banyuwangi telah berkembang pesat. Banyak tempat wisata yang menjadi tujuan dari wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Banyuwangi, dia berharap produknya semakin dikenal di dalam negeri.

Pasalnya, produk Yitno 75 persen dipasarkan di luar negeri.

"Saya berharap lampu hias ini diterima di local market. Lampu-lampu hias ini cocok untuk di hotel dan kafe-kafe," ujarnya.

Yitno mengatakan sejak 2011 lalu dia mendapatkan pinjaman modal dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Ulamm).

Modal Rp 200 juta dari PNM dia gunakan untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Yitno, PNM banyak membantu dalam usahanya. Sebab, selain bunga yang sangat murah hanya 1,2 persen, ada pendampingan setelah pencairan modal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com