Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Terumbu Karang, Nelayan Belajar "Biorock"

Kompas.com - 20/07/2017, 19:58 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 40 orang dari perwakilan kelompok masyarakat pengawas se Jawa Timur belajar membuat terumbu karang dengan metode biorock di Bangsring Under Water, destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi yang berbasis konservasi.

Biorock adalah pembuatan terumbu karang dengan menggunakan struktur besi yang dialiri listrik arus lemah (DC) diantara 3,8 volt sampai 12 volt. Besi yang dialiri listrik akan menarik mineral dalam air laut yang kemudian membentuk karang di badan besi.

"Bibit dari karang akan diletakkan di media yang menjadi kutub negatif dan biasanya menggunakan besi. Dengan aliran listrik maka akan mempercepat pengapuran dan karang tumbuh 6 kali lebih cepat," jelas Ikhwan Arief, ketua Kelompok Nelayan Bangsring Samudra Bakti kepada Kompas.com, Kamis (20/7/2017).

Untuk pelatihan tersebut, para nelayan langsung mendapatkan materi dari dosen Universitas Brawijaya Malang.

Baca juga: Kemenlu Tunggu Data Lengkap Kerusakan Terumbu Karang Raja Ampat

Selain merangsang keanekaragaman hayati di laut, metode biorock juga mengurangi erosi, yang saat ini menjadi masalah serius pada terumbu karang.

Ikhwan mengatakan, selain mempelajari metode biorock, perwakilan kelompok masyarakat pengawas yang mayoritas nelayan itu, diberikan pembekalan tentang pentingnya ekosistem terumbu karang bagi kelangsungan hidup manusia.

"Harapannya agar nelayan bisa mempraktekkan transplantasi terumbu karang dengn metode biorock di wilayahnya masing-masing karena sudah banyak terumbu karang yang rusak karena penangkapan ikan menggunakan potas, bom ikan, dan juga pemanasan global," katanya.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan Provinsi Jawa Timur tersebut sengaja diselenggarakan di Bangsring Under Water karena wilayah tersebut adalah kawasan konservasi dan para nelayan yang tergabung di Kelompok Nelayan Samudra Bakti sudah melakukan transplantasi karang sejak 2008 lalu di wilayah konservasi seluas 15 hektar.

"Dulu karang di wilayah ini rusak karena potas dan bom ikan. Kami kemudian menanam karang dan menjaga kelestarian lingkungan wilayah Bangsring. Rencananya metode biorock ini akan kami terapkan disini agar karang semakin cepat tumbuh. Rata-rata di sini dari hasil monitoring, karang hanya tumbuh satu sentimeter pertahun," ujar Ikhwan.

Kompas TV Menikmati Keindahan Terumbu Karang Gili Ketapang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com