Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Karena Minta Rincian Biaya Sekolah, Vincero Dikeluarkan dari Daftar Siswa Baru

Kompas.com - 19/07/2017, 15:59 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Seragam merah putih itu masih tergantung di lemari pakaian Vincero.

Bocah berusia 6 tahun 7 bulan itu dikeluarkan dari daftar nama siswa baru di SDN 016 Proklamasi, Sungai Pinang Dalam, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), lantaran kedua orangtuanya melaporkan pungutan yang dilakukan sekolahnya.

Ditemui di rumahnya di Jalan Gerilya, Sungai Pinang, Vincero hanya bermain di rumah bersama kedua orangtuanya. Ayahnya, David, bekerja sebagai penjual mainan anak-anak. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga.

“Enggak sekolah, enggak bisa sekolah karena namanya enggak didaftar. Kecewa sekali dengan kepala sekolahnya,” ujar Vincero.

(Baca juga: Diumumkan Lulus di Situs PPDB Online, Siswa Ini Ditolak Saat Daftar Ulang di Sekolah)

 

Vincero sengaja tidak keluar rumah, lantaran enggan melihat kawan sepermainnya berangkat ke sekolah. Ibu Vincero, Marwah Baco bercerita, kisah bermula saat dia dinyatakan lulus seleksi penerimaan siswa baru dan harus membayar uang sebesar Rp 830.000.

Bagi keluarga Vincero, jumlah uang tersebut sangat besar. Mereka harus berhutang agar Vincero bisa sekolah. Namun setelah membayarkan uang tersebut, Vincero hanya diberi kuitansi tanpa rincian pembayaran.

Padahal sepengetahuan orangtua Vencero, sekolah negeri tidak membenarkan ada pungutan apapun. “Saya tanya, mana rinciannya pada kepala sekolah. Kepalanya jawab, itu ada kuitansi saja, enggak ada rincian-rincian,” ujarnya.

Merasa ada yang janggal, kedua orangtua Vincero akhirnya mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Samarinda. Di sana mereka menceritakan pembayaran uang pungutan yang tidak transparan dan jawaban ketus dari kepala SDN 016 Sungai Pinang.

“Kami ke Disdik pertanyakan itu, tidak ada rincian. Ya katanya anak kami pasti diterima sekolah,” sebutnya.

(Baca juga: Ombudsman Telusuri Kisruh PPDB di Nunukan)

Harapan itu berbanding jauh dari fakta yang ada. Senin (17/7/2017), nama Vincero tidak terdaftar di semua kelas yang diisi murid baru.

“Kami kaget, kemana nama Vincero. Ada tiga kelas untuk murid baru. Kami tanya sama gurunya ada lagikah ruangan selain 1A, 1B, dan 1C. Kemudian gurunya suruh bertanya pada kepala sekolah,” ungkapnya.

Ketika bertemu dengan Kepala Sekolah, mereka mendapat jawaban yang tidak diharapkan. Pihak sekolah bahkan tidak mau menampung Vincero lantaran kedua orangtuanya kerap mendatangi Dinas Pendidikan Kota Samarinda.

“Kami ketemu dengan Ibu Kepala Sekolahnya. Dia nanya begini, ngapain kamu ke Dinas Pendidikan. Buat apa nanya-nanya masalah rincian uang sekolah ke Dinas. Saya yang berhak di sini, saya kembalikan uangmu dan guru-guru juga bilang anakmu tidak usah diterima,” ungkapnya.

Kekecewaan itu akhirnya dituliskan Marwah dalam akun grup media sosial warga Samarinda. Banyak yang menghujat perilaku kepala sekolah. 

“Saya tulis di Fb Bubuhan Samarinda, dan wartawan banyak datang. Ya sekarang Vincero di rumah saja,” imbuh Marwah.

(Baca juga: Proses PPDB di Tangsel Terkendala Data Kependudukan Tidak Valid)

 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com