Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parlemen Australia Kagumi Toleransi Masjid dan Gereja di Malang

Kompas.com - 13/07/2017, 14:32 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Delegasi Parlemen Australia mengunjungi Masjid Agung Jami' Kota Malang, Kamis (13/7/2017). Kunjungannya itu untuk melihat masjid yang selama ini dikenal aktif dalam menjaga kerukunan beragama.

Masjid itu berada di sisi barat Alun - alun Merdeka, Kota Malang. Di sebelah utara masjid itu terdapat Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Kota Malang. Praktis, tempat beribadah dua agama itu berdiri berdampingan.

Namun demikian, nyaris tidak terdengar adanya perselisihan paham antara keduanya. Bahkan saat salah satu di antara tempat ibadah itu melaksanakan hari besar, salah satu di antaranya memberikan penghormatan.

Seperti yang terjadi pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1438 H atau 2017 M yang lalu. Takmir Masjid Agung Jami' berkirim surat ke pihak GPIB Immanuel untuk menyesuaikan misa mingguannya. Sebab, pelaksanaan Hari Raya umat Islam itu jatuh pada Hari Minggu dan jalan di depan gereja tersebut dipakai jemaah yang tidak tertampung di dalam masjid.

"Kami sudah mendengar adanya toleransi beragama disini. Maka saya ke sini," kata salah satu delegasi Parlemen Australia dari Partai Buruh, Catherine Elizabeth.

Baca juga: Kekaguman Obama terhadap Candi Borobudur dan Toleransi Masyarakat di Sekitarnya

Ia mengatakan, di daerah tempatnya tinggal di Australia juga terdapat masjid. Masjid itu jauh lebih kecil ukurannya di banding dengan Masjid Agung Jami'. Namun, umat Islam yang beribadah di masjid itu tidak merasa terganggu.

"Di Australia ada masjid. Tapi ukurannya seperenam belas dari ini. Sangat kecil. Tapi untuk beribadah disitu selalu dihargai dan dihormati. Tidak ada gangguan, tidak ada pandangan negatif," jelasnya.

Bahkan, di tempat umum, ada fasilitas yang digunakan bersama oleh umat Kristen dan umat Islam untuk beribadah.

"Di beberapa kota ada bangunan fasilitas umum yang digunakan bersama. Baik umat Kristiani dan umat Muslim untuk berdoa," katanya.

Ada empat orang delegasi Parlemen Australia yang datang mengunjungi masjid tersebut. Mereka disambut oleh pengurus takmir masjid dan berkesempatan berkeliling melihat seisi masjid.

Baca juga: Agar Toleransi Beragama Semakin Tercipta...

Ketua Umum Takmir Masjid Agung Jami' Kota Malang, Zainuddin Abdul Muhith mengatakan, kedatangan delegasi Parlemen Australia itu terkait dengan toleransi antar umat beragama oleh dua tempat ibadah itu.

"Jadi pada hari Ahad (Minggu saat Shalat Idul Fitri), kami minta maaf karena kepadatan jamaah kami minta untuk misa di gereja disesuaikan. Rupanya isu ini cukup menarik dalam era sekarang. Ini dianggap suatu langkah toleransi yang itu menjadi idaman semua orang," katanya.

Selain pada perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, takmir Masjid Agung pada perayaan Hari Raya Idul Fitri tiga tahun lalu juga melakukan hal yang sama. Meminta GPIB Immanuel untuk menyesuaikan pelaksanaan misanya.

Zainuddin mengatakan, jemaah Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Jami' Kota Malang bisa mencapai 30.000 hingga 35.000 orang. Jemaah sebanyak itu tidak bisa tertampung secara keseluruhan di dalam masjid. Karenanya, jemaah sampai meluber ke luar masjid hingga ke jalan di halaman GPIB Immanuel.

Baca juga: Jejak Toleransi Islam dan Buddha di Kawasan Banten Lama

Kompas TV Imam Masjid Islamic Centre of New York Ikut Bicara Toleransi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com