Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unibraw Buat Alat Terapi Kanker Payudara dari Buah Ciplukan

Kompas.com - 13/07/2017, 05:55 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Muhammad Dheri Maulana Akbar, mahasiswa semester 6 jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang membuat inovasi pengobatan kanker payudara dengan buah ciplukan atau Physalis Minima Linn.

Buah yang kerap ditemukan di rimbun rerumputan itu menjadi bahan utama terapi kanker payudara berbasis sistem uap air nano yang dihantarkan melalui medium sinar laser ultraviolet.

Dheri menjelaskan, mula-mula buah ciplukan itu diekstrak. Kemudian, buah itu dipanaskan melalui alat yang sudah disiapkan. Alat itu terdiri dari tempat pemanas air, viberator, dan alat teknologi pendukung lainnya.

Sementara jumlah ekstrak buah ciplukan dalam sekali terapi disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Kemudian, ciplukan yang sudah diekstrak itu diseduh dengan air yang kadar H2O nya lebih banyak lalu dipanaskan.

(Baca juga: 2 Mutasi Gen Ditemukan Tingkatkan Risiko Kanker Payudara)

 

"Tergantung dosis dari dokter. Setelah tahu tumor size-nya berapa, nanti dokter akan memberikan dosis sesuai dengan cuplikan yang sesuai," katanya.

Setelah mencapai panas dalam derajat celcius tertentu, ekstrak cuplikan itu akan menguap. Uapnya lalu dialirkan melalui selang kecil ke sensor kelembaban yang tertempel di kulit payudara yang terkena kanker.

Setelah itu, melalui sensor kelembaban, sinar laser ultraviolet akan bekerja memaparkan ekstrak buah ciplukan tersebut melalui pori-pori kulit ke sumber penyakit.

"Jadi mendeteksi ciplukannya, sudah bereaksi belum sama etanol? Kalau sudah, sinar laser ultraviolet akan bekerja," jelasnya.

(Baca juga: Awas, Pria Juga Bisa Kena Kanker Payudara)

 

Cara ini dikatakan Dheri lebih efektif ketimbang buah tersebut dimakan. Jika dimakan, kandungan yang terdapat di dalam ciplukan tidak seluruhnya masuk ke dalam sumber penyakit.

Sebenarnya, terdapat banyak senyawa aktif yang terdapat di dalam ciplukan. Namun yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara hanya ada tiga senyawa aktif, yakni flavonoid, saponin, dan fisalin.

"Unsur senyawa aktif flavonoid, saponin, dan fisalin dapat menurunkan stadium kanker," jelasnya.

Jika terapi itu dilakukan rutin selama enam bulan, 68 persen kanker payudara yang diderita seseorang akan sembuh atau sel kankernya akan terurai. Namun, terapi jenis ini tidak dianjurkan untuk penderita kanker payudara stadium tiga ke atas.

Sebab dikhawatirkan kanker payudara stadium tiga ke atas akan bertambah parah jika terpapar radiasi.

Kompas TV Deteksi Kanker Payudara dengan Teknik ‘Sadari’

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com