Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerabat Prada Yanuar Juga Jadi Korban Penganiayaan Pelaku

Kompas.com - 13/07/2017, 05:47 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Tewasnya anggota TNI Prada Yanuar Setiawan akibat ditikam remaja berinisial DKD meninggalkan sejumlah cerita lain.

Ketika terjadi peristiwa naas tersebut, tidak hanya Prada Yanuar yang jadi korban penganiayaan, tapi sejumlah kerabat Yanuar juga jadi korban penganiayaan. Kerabat Prada Yanuar yang dianiaya pelaku adalah Johari dan Tegar Anantha Hadi.

Ditemui di Denpasar, Rabu (12/7/2017), Tegar mengaku sempat menjadi korban penganiayaan oleh salah seorang pelaku berinisial C.

Pada hari kejadian, Minggu (9/6/2017) subuh, Tegar bersama Prada Yanuar datang dari arah Denpasar menuju Nusa Dua. Perjalanan mereka sempat terhambat karena ban sepeda motor yang dikendarai Prada Yanuar gembos. Sedangkan sepeda motor yang dikendarai Johari mogok karena kehabisan bensin.

Baca: Sebelum Bunuh Prada Yanuar, Remaja Ini Tenggak Minuman Keras

Tegar yang mengendarai sepeda motor berbeda membantu mendorong sepeda motor yang dikendarai Isra dengan membonceng Johari. Sedangkan Prada Yanuar mendahului berjalan pelan dengan ban motor gembos. Jarak keduanya terpaut kurang lebih 300 meter.

Saat di Jalan Bypass Ngurah Rai, Nusa Dua, Kuta Selatan, Tegar, Johari dan Isra melihat Prada Yanuar terlihat tergeletak di trotoar bersimbah darah.

Baca: Orangtua Pelaku Pembunuh Prada Yanuar Minta Maaf

"Waktu kami sampai di lokasi, Yanuar sudah tergeletak dengan darah," kata Tegar.

Melihat kondisi tersebut, Tegar berinisiatif meminta maaf kepada para pelaku yang berjumlah belasan orang. Permintaan maaf tegar ini justru disambut penganiayaan.

"Saya dipukul teman-temannya, satu orang yang saya lihat mukanya karena dia pukul dari depan. Ada juga yang pukul dari belakang," ujar Tegar.

Belakangan diketahui pelaku pemukulan yang menyerang dari depan adalah remaja berinisial C. Mendapat serangan seperti itu Tegar melarikan diri dan mencari perlindungan di ruko yang terletak tak jauh dari TKP.

"Saya sempat lari ke ruko di dekat situ," ujarnya.Aksi para pelaku dan teman-temannya tak berhenti di sana. Usai menikam Prada Yanuar, menyerang Tegar, gerombolan remaja ini menyerang Johari.

Peristiwa ini disaksikan Isra. Dia melihat Johari dicekik lehernya oleh salah satu pelaku yang kemudian diketahui remaja berinisial R. Johari lalu mundur kemudian berusaha menjauhi para penyerangnya dengan berlari.

"Saya sempat lihat Johari dikejar, sekitar tujuh orang yang kejar ke seberang jalan, mereka sempat baku pukul," kata Isra.

Lalu datang pelaku lain yang mengendarai sepeda motor dan menyerang Johari dengan tendangan, menyebabkan Johari sempoyongan. Kalah jumlah, Johari ikut menjadi korban penganiayaan dan kini dirawat intensif di RSUP Sanglah.

Setelah gerombolan remaja tersebut pergi, Tegar dan Isra membantu membawa Prada Yanuar ke rumah sakit Surya Husada, Nusa Dua. Nyawa Prada Yanuar tidak tertolong.

Prada Yanuar Setiawan, anggota TNI yang sedang menjalani pendidikan dikjur infantri di Pulaki-singaraja. Dia tewas ditusuk di bagian dada.

Kompas TV Polresta Denpasar menggelar rekontruksi kasus pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI, Prada Yanuar Setiawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com