Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dilanjutkan

Kompas.com - 10/07/2017, 16:12 WIB
Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung pelaksanakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (9/7/2017), Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyatakan mendukung kebijakan ini dan akan menerapkan di wilayahnya secara bertahap sesuai dengan kesiapan di daerahnya.

Zainul mengaku bersyukur NTB dijadikan sebagai salah satu tempat percontohan PPK. Program Kementerian Pendidikan ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di NTB, terutama aspek membangun karakter yang kuat.

"Artinya ini suatu peluang, suatu penghargaan dan kami berharap konsep ini bisa melahirkan anak-anak NTB yang karakternya lebih baik dari proses pendidikan yang ada," kata Zainul Majdi, Senin (10/7/2017).

Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini mengatakan, masih akan mendiskusikan lebih lanjut tentang bentuk penerapan PPK di tingkat sekolah.

"Intinya kan ini pendidikan untuk penguatan karakter. Jadi judul besarnya ini kami sangat dukung karena memang salah satu yang menjadi kekhawatiran dari masyarakat dan orangtua adalah bahwa lembaga pendidikan yang ada di mana anak-anak mereka belajar, itu belum mampu menjadikan anak-anak mereka berkarakter yang baik," ungkap Zainul.

Dia menambahkan, beberapa kasus tawuran dan penyalahgunaan narkoba yang masih menjadi problem di dunia pendidikan diharapkan dapat selesai dengan penguatan pendidikan karakter.

"Nah pendidikan karakter diarahkan untuk menyelesaikan problem itu, mudah-mudahan berhasil," katanya.

Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy memberi ceramah PPK di hadapan 1.275 peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah, rektor dan para pegiat pendidikan di Lombok, NTB, Minggu (9/7/2017).

Mendikbud menyatakan bahwa salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang saat ini menjadi perhatian adalah penguatan pendidikan karakter. Sedangkan prioritas lain yang sudah berjalan adalah evaluasi ujian nasional, revitalisasi pendidikan kejuruan dan percepatan akses pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP).

"Penguatan pendidikan karakter tahun lalu baru piloting pada 1.500 sekolah dan alhamdulillah berhasil. Tahun ini akan diimplementasikan kepada lebih banyak lagi sekolah yang sudah siap," kata Muhadjir dalam kunjungannya di Mataram.

Mendikbud menyebutkan, Permendikbud no 23/2017 sebagai pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru.

Menurut Mendikbud, salah satu sentral dari kesuksesan pendidikan berkarakter adalah guru. Maka beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban sertifikasi juga menjadi pihak yang harus bisa membangun sinergi tripusat pendidikan.

"Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat," ungkap Muhadjir.

Dalam PPK, lanjut Mendikbud, seorang guru harus mampu mengolah situasi agar siswa memiliki 4C, yaitu, critical thinking, communication skill, creativity and innovation, serta collaboration.

"Untuk itu pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja di dalam tim, saling menghormati dan menghargai," tutur Mujadjir.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud juga berkunjung ke tiga sekolah yaitu Lentera Hati Boarding School, Ponpes Nurul Jannah Nahdlatul Wathan Ampenan dan Muhammadiyah Boarding School di Mataram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com