Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Febri dan Taman Baca Golek Ilmu, Motivator Pewujud Mimpi dari Grobogan

Kompas.com - 10/07/2017, 08:28 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

 

 

Anak-anak Harus Cerdas

Berangkat dari rasa keprihatinan akan minimnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya, menstimulasi keinginan Tika untuk melahirkan Taman Baca.

Dukungan dari warga, rekan, serta keluarga semakin memperkuat tekad bulat gadis berhijab kelahiran 7 Februari 1995 itu.

"Saya tak ingin anak-anak hanya bermain-main saja di sawah. Itulah mereka selama ini. Mereka harus cerdas dengan gemar membaca. Saya gandeng dan saya dorong anak-anak untuk belajar," kata Tika.

Gaung Taman Baca Golek Ilmu sayup menggema. Cita-cita tulus Tika itu mulai mendapatkan perhatian serius, ketika Taman Baca Golek Ilmu menjadi salah satu pemenang Gramedia Reading Community Competition (GRCC) pada 2016.

(Baca juga: Komunitas Warung Baca Mata Air, Lahir dari Kegundahan....)

Taman Baca Golek Ilmu yang diprakarsai putri bungsu dari dua bersaudara pasangan Kasman dan Sri Sulistyowati itu telah menyisihkan 800 lebih peserta di Indonesia. Taman Baca Golek Ilmu mengantongi juara tiga utuk final GRCC Regional Jateng dan DIY.

"Alhamdulilah doa dari semuanya terus saja terwujud. Bapak, Ibu, serta kakak juga sangat mendukung," ucapnya.

Selain mendapat uang tunai, Tika memeroleh bantuan buku setiap bulan dari Gramedia selama satu tahun atas prestasinya di GRCC.

"Saat itu ada juga bantuan buku dari donatur. Sekarang koleksi buku sudah seribu lebih. Mulai dari bacaan anak-anak, pengetahuan dan sebagainya," tutur Tika.

Bapak Tika, Kasman mengaku bangga dengan pencapaian Tika. Keluarga mengamini hasrat mulia Tika mewujudkan taman baca meski harus mengorbankan ruang tamu di rumah sederhana berukuran 12 x 7 meter tersebut.

Dinding rumah mayoritas berupa papan kayu, sebagian beralaskan semen dan sebagian lagi beralaskan tanah liat.

"Kalau pas libur dalam sehari 50 anak-anak datang membaca. Umumnya sehari 20 anak-anak. Terkadang saya harus tidur di Mushola karena rumah terlalu ramai. Kami ikhlas karena sangat positif bagi warga. Tika memang pintar dan selalu mendapat ranking sejak SD," tutur Kasman yang juga Ketua Karang Taruna Dusun Welahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com