Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Asyik Main Ponsel saat Ada Pasien, Keluarga Gebrak Meja

Kompas.com - 07/07/2017, 20:20 WIB

BERASTAGI, KOMPAS.com - Keluarga pasien yang berobat ke Puskesmas Berstagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengamuk karena dokter tidak menangani pasien yang mengalami sesak nafas, Rabu (5/7/2017). Sang dokter malah asyik bermain ponsel saat pasien sulit bernafas.

Martalena Girbang, anak BDJ Girbang, pasien sesak nafas yang berobat ke Berstagi menuding dokter jaga berinisial RM asyik bermain ponsel saat ayahnya berobat. Karena kesal, Martalena pun spontan menggebrak meja dokter RM.

"Kekesalan saya tidak bisa tertahan saat dokter asyik main handphone dan cuek sama pasien," ujarnya saat ditemui Tribun Medan di rumahnya, Jalan Udara, Gang Tambah, Berastagi, Tanah Karo, Kamis (6/7/2017).

Baca juga: Riset Prakarsa: Pasien BPJS Kesehatan Merasa Dokter Kurang Peduli

Ia menceritakan, Rabu (5/7/2017), BDJ Girbang, ayahnya mengeluhkan sesak nafas dan dadanya panas. Karena itu, dia membawa ayahnya ke Klinik Darma Bhakti.

Tapi tidak ada dokter, sehingga BDJ Girbang dibawa ke Pukesmas Berastagi.

Martalena menjelaskan, berinisiatif membawa ayahnya ke Pukesmas Berastagi lantaran dekat dari rumah. Apalagi, kesehatan orangtua tidak akut, sekadar ingin berobat jalan.

Setiba di pukesmas, lanjutnya, perawat bertanya kartu BPJS. Kala itu, Martalena menjawab, tidak ada kartu BPJS sekaligus jelaskan bahwa ayahnya tidak punya riwayat penyakit.

"Awalnya tidak ada masalah dan kami diarahkan ke ruang pemeriksaan. Bapak pakai tongkat dan harus dibopong karena ada penyakit pengeroposan tulang. Adek dan kakak menuntun pelan-pelan. Tapi dokter cuek, duduk manis sembari main handphone," katanya.

Ia mengungkapkan, awalnya berpikir maklum dokter main handphone karena tidak ada pasien. Dia pun menyapa Dokter RM yang sedang duduk. Namun dokter tersebut masih cuek alias tidak sigap melayani.

"Namun tiba-tiba ngomong, bapak itu sudah tua, lihatlah sesaknya naik turun. Kenapa enggak kalian bawa ke RS Amanda atau RS Efarina?" ujarnya menirukan pernyataan Dokter RM.

Kala itu, dia menjawab punya alasan tersendiri bawa orangtuanya ke pukesmas. Oleh sebab itu, dia memohon agar dokter memeriksa dulu pasien BDJ Girbang, ayahnya. Tapi, dokter tidak beranjak dari tempat duduknya.

"Saya memohon agar dokter mendiangnosa penyakit ayah. Namun dokter tetap main ponsel kemudian saya gebrak mejanya. Saya katakan tolong Anda jalankan tugas dengan bagus," katanya menceritakan peristiwa itu.

Menurutnya, pelayanan kesehatan di Pukesmas Berastagi sangat berbeda bila dibandingkan pukesmas di Pulau Jawa.

 

Baca juga: Bocah SD Meninggal akibat DBD, Keluarga Salahkan RS dan Dokter

Ia marah sembari mengebrak meja dokter karena tidak terima sikap dan perlakuan dokter RM.

Dia berpendapat, seharusnya dokter menjalankan tugas sesuai mekanisme. Artinya, memeriksa pasien terlebih dahulu, jika puskesmas tidak sanggup langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Seusai mengebrak meja Dokter RM, dia langsung membawa ayahnya pulang ke rumah. Namun, Dokter RM tidak memberikan surat rujukan untuk berobat ke rumah sakit. Padahal dia sudah meminta.

"Yang saya permasalahkan hanya pelayanan saja. Saya gebrak meja namun dokternya tetap santai. Dia tidak pakai jas dokter hanya gunakan pakaian rapi dan penampilan modis," katanya.

Martalena kemudian menyampaikan kekesalan tersebut melalui media sosial Facebook.

"Saya protes di Facebook bukan untuk pribadi. Tapi bagaimana pelayanan kesehatan semakin bagus. Saya maafkan kesalahan dokter. Namun, harusnya ada perubahan di pelayanan kesehatan," ujarnya.

Ia menuturkan, selama menetap di Jepara dan Semarang, tidak pernah melihat dokter cuek main ponsel saat pasien datang. Oleh sebab itu, dia berharap pelayanan kesehatan di puskesmas makin bagus.

Miskomunikasi

Sementara itu, Kepala Puskesmas Berastagi, Dokter Aminah membenarkan ada seorang pasien datang ke puskesmas bernama BDJ Girsang. Pasien itu datang sesuai dengan prosedur.

"Kebetulan saat pasien masuk, dokter sedang menggunakan handphone. Jadi mungkin keluarga pasien merasa dicuekin," ujarnya kepada Tribun Medan.

Ia menceritakan, kala itu, dokter RM melihat kondisi pasien cukup parah, sehingga menyarankan agar keluarga langsung membawanya ke rumah sakit.

"Dokter melihat kondisi pasien agak parah, jadi dokter langsung bilang untuk dibawa ke rumah sakit, sebelum melakukan pemeriksaan," katanya.

Dia mengatakan, sesuai peraturan dari manajemen Puskesmas Berastagi, harusnya dilakukan pemeriksaan pasien terlebih dahulu.


Kesalahan itu, kata Aminah, hanya pribadi dokter yang berperilaku kurang bagus.

Baca juga: Tak Beri Surat Rujukan, Dokter Puskesmas Dipukul Keluarga Pasien

Ia mengklaim, semua pasien baik BPJS maupun umum harus diperiksa terlebih dahulu secara fase tingkat satu. Bila pasien mampu diobati di puskesmas tidak perlu dibawa ke rumah sakit.

Dia menuturkan, pasien atas nama Girsang mengeluhkan sakit sesak nafas. Namun keluarganya marah-marah sebelum dokter melakukan pemeriksaan. Jadi, dokter RM kebingungan.

"Mungkin komunikasinya sedikit berbeda, jadi sebelum diperiksa pasien sudah marah. Jadi Dokter Riris agak down," ujarnya.

Ia mengungkapkan, keluarga pasien, kurang senang dengan sifat dokter RM dan gaya penampilannya. Keluarga pun pukul meja karena dianggap dokter RM cuek karena main ponsel.

"Maklum aja dokter jadi mungkin dengan pendidikannya sudah merasa benar," ungkapnya. (Jefri Susetion/Tribun Medan)

Berita ini sudah tayang di Tribunnews Jumat, 7 Juli 2017 dengan judul Anak Pasien Puskesmas Berastagi Mengamuk, Gebrak Meja Dokter Riris Gara-gara Dicueki dan Dokter Riris Tak Pedulikan Pasien Kritis, Apa Kata Kepala Puskesmas Berastagi?

Kompas TV Betapa tidak, mata kiri pria berusia 58 tahun ini bengkak dan iritasinya semakin parah, setelah diberi obat oleh dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com