Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Manfaatkan BRT Trans Jateng untuk Promosikan Pariwisata Jateng

Kompas.com - 07/07/2017, 19:13 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

BAWEN, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sempat membuat polling mengenai tarif yang pantas untuk Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng aglomerasi koridor I Semarang Tawang-Bawen yang mulai beroperasi, Jumat (7/7/2017).

Ganjar meminta follower-nya di twitter @ganjarpranowo untuk memilih salah satu pilihan tarif yang ia tulis, apakah Rp 1.000, Rp 2000, Rp 3000, atau Rp 5000.

"Sebagian besar menjawab idealnya Rp 2.000. Tetapi kenapa kita tetap Rp 1000 untuk pelajar dan buruh? Ya karena kita semangatnya ingin membantu," kata Ganjar saat meluncurkan BRT Trans Jateng aglomerasi koridor I, Jumat (7/7/2017) siang di Terminal Bawen.

Pada tahap pertama ini, BRT yang dioperasikan sebanyak 18 unit dari 25 unit armada yang direncanakan. Secara desain, BRT yang didominasi warna merah ini sekaligus sebagai sarana promosi pariwisata Jawa Tengah.

 

(Baca juga: Trans Jateng Diprioritaskan untuk Kalangan Buruh dan Pelajar)

Maka tak heran jika pada body BRT terdapat gambar sejumlah tempat wisata, seperti Borobudur, Rawapening, Gedongsongo, Telaga Warna Dieng, Sangiran Sragen, hingga Keraton Surakarta.

"Orang naik BRT ini begitu lihat, wah keren dan busnya menarik. Karena hampir semua bus itu beda-beda. Kita promosi wisata Jawa Tengah, jadi kita tempelkan sekalian. Nanti kalau disampaikan ke Pak Menteri (Perhubungan), kenapa tidak seragam, karena kita lagi promo pariwisata," tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat mengatakan, unit pelayanan operasional yang menangani BRT akan diaudit setiap tahunnya. Sesuai perjanjian kontrak kerja, BRT Koridor I ini akan beroperasi sejak 1 Juli 2017 hingga 31 Desember 2017.

Koperasi Mulya Orda Serasi (MOS) sebagai operator akan diberikan imbalan dari layanan, dengan perhitungan jumlah jarak tempuh operasi kendaraan dalam satuan kilometer dikalikan dengan biaya operasi kendaraan per satuan kilometer.

(Baca juga: Marhaenisme dalam Kebijakan Politik Ganjar Pranowo)

"Sejauh ini baru dioperasikan 18 armada bus. Kita lihat nanti bagaimana response and demand-nya, jika banyak maka kita tambah lagi armadanya," kata Satriyo.

Kompas TV Ganjar Pranowo Minta Konflik Keraton Solo Diselesaikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com