Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Serikat Bantu Akses Air Bersih di Kawasan Kumuh Kota Medan

Kompas.com - 07/07/2017, 16:57 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr meresmikan sarana air bersih dan sanitasi layak bagi keluarga berpenghasilan rendah (MBR) di Lingkungan V, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

Bantuan tersebut merupakan salah satu realisasi dari program The USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) dengan pagu anggaran 39,6 juta dolar AS.

Program ini akan dilaksanakan di delapan provinsi di Indonesia dengan fokus utama 40 persen penduduk miskin.

Di Provinsi Sumatera Utara, program ini dilaksakana di lima kota dan kabupaten.

Baca juga: Pemenuhan Air Bersih di Gunungkidul Baru 60 Persen

Joseph mengatakan, air bersih adalah inti kesehatan manusia. Namun baru setengah penduduk Indonesia yang memiliki akses ke layanan sanitasi. Hal ini berisiko memunculkan penyakit terkait higienis, seperti diare, hepatitis A dan demam tifoid.

Diare menjadi penyebab 25 persen kematian anak-anak di Indonesia. Di Sumut, baru 33 persen masyarakat yang memiliki akses air yang baik.

"Amerika dan Indonesia bekerja sama menuju akses universal untuk air bersih dan sanitasi layak di 2019," kata Joseph.

Selama lima tahun, proyek ini akan menyediakan peningkatan akses air bersih bagi sejuta penduduk dan peningkatan akses sanitasi layak bagi 500.000 penduduk di Indonesia.

USAID IUWASH PLUS bermitra dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan sistem pengelolaan tinja yang komprehensif dari rumah tangga dengan tangki septik yang layak, sampai layanan penyedotan dan pengolahan tinja di tingkat kota.

"Kami juga meningkatkan akses air minum untuk masyarakat miskin melalui pinjaman pembiayaan mikro dan subsidi untuk sambungan air. Dan mendukung pembangunan pipa master meter bagi masyarakat agar tiap rumah tangga dapat mudah terhubung," ucapnya.

Wali Kota Medan Dzumi Eldin mengatakan, Pemkot Medan telah mengintergrasikan kebijakan pemerintah pusat melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang merupakan program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional.

Eldin mengharapkan dukungan penuh Pemerintahan Provinsi Sumut demi tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, serta meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.

"Kami minta dukungan penuh Pemprov Sumut merealisasikan penyediaan air bersih karena sampai hari ini Kota Medan defisit air bersih," kata Eldin, Jumat (7/7/2017).

Pemkot Medan menargetkan 30 persen proyek sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mebidang (Medan, Binjai dan Deliserdang) untuk MBR. Pihaknya siap membangun sistem perpipaan.

Eldin menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Amerika Serikat lewat program USAID IUWAS PLUS di Kota Medan. Kerja sama ini untuk meningkatkan sarana air minum, sanitasi dan rehabilitasi rumah tidak layak huni di Kota Medan.

"Kami harap kerja sama ini terus terjalin," ujarnya.

Baca juga: Warga Kukar Bangun Pengolahan Air Bersih untuk 700 Keluarga di Desanya

Sementara Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah Marpaung mengatakan, Indonesia perlu banyak belajar dari pengalaman negara maju yang sudah lama merdeka, seperti Amerika Serikat. Apalagi Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan negara adidaya ini, mulai dari wilayah yang luas, potensi alam dan kultur yang beragam. Inilah yang membuat negeri berumur 241 tahun ini menjadi idola banyak warga negara untuk mengadu nasib.

"Di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, Amerika bermain di program pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan. Mereka juga sudah mengenal potensi kita, terutama komoditas karet, kopi Mandailing dan Sidikalang dan pariwisata," kata Nurhajizah.

Kompas TV Sumur satu-satunya di Kampung Batusenggo dimanfaatkan warga untuk mandi, cuci, dan bahkan untuk minum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com