Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Keputusan Menugaskan Helikopter Basarnas ke Dieng Dipertanyakan

Kompas.com - 05/07/2017, 09:12 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Basarnas Jateng Agus Haryono mengungkapkan alasannya mengirim helikopter HR 3602 dan kru ke wilayah Kawah Sileri, Dieng. Pengiriman ke lokasi bencana itu demi respons cepat untuk mengantisipasi munculnya korban jiwa.

"(Pengiriman helikopter) mendesak, berdasarkan penilaian kami, berdasar pengalaman dulu ada (letupan kawah) yang memakan korban. Kami semata ingin bertindak cepat, memangkas waktu mengantisipasi hal buruk terjadi," kata Agus menjawab pertanyaan anggota Komisi V DPR RI di Semarang, Selasa (4/7/2017).

Jauh sebelum mengusulkannya, helikopter itu setiap hari bersiaga di posko di pintu exit toll Gringsing. Helikopter itu ikut melakukan proses pemantauan arus mudik dan balik Lebaran. Pada siang hari, helikopter standby di Gringsing.

Namun ketika malam, helikopter bermalam di Lanumad Ahmad Yani Semarang. Helikopter itu juga saat operasi Lebaran ikut memantau lalu lintas di jalur Brebes, Grinsing.

Pada Minggu (2/7/2017) pagi, helikopter itu masih melakukan pemantauan arus balik sampai Brebes dan bersiaga di Gringsing.

"Kurang lebih jam 1 siang, kami terima informasi grup WhatsApp ada letusan di kawah Dieng. Kami pantau perkembangan ada 17 korban dievakuasi di Puskesmas. Kami berkomunikasi dan memantau, ada kemungkinan letusan susulan," tambahnya.

"Saya selaku kepala, bertindak. Sesuai tupoksi memberi pelayanan SAR cepat, kami konsen tiba secara cepat, menyelamatkan para korban. Belajar dari letusan kawah, pengunjung Dieng ramai, dianalisa perlu menugaskan heli untuk perbantuan," kata dia.

(Baca juga: Ini Kronologi Jatuhnya Helikopter Basarnas di Temanggung)

Setelah memutuskan mengirim, Kepala Basarnas Jateng kemudian berdiskusi dengan awak penerbang terkait kesiapan terbang di lokasi kawah Sileri.

Dari komunikasi itu didapat kesimpulan bahwa pilot berani terbang. Selain itu, jarak dari Grinsing ke kawah Sileri juga tidak terlalu jauh ketika menggunakan jalur helikopter.

"Pilot bilang berani dan aman, 20 menit sampai lokasi. Kami minta izin menggerakkan ke lokasi. Dan mengirim heli beserta tim rescue ke lokasi," ucapnya.

Pihak Basarnas juga menampik anggapan jika nantinya muncul korban, namun pihaknya tidak dilakukan antisipasi. Helikopter pun disiapkan untuk ke lokasi.

"Jangan sampai ada anggapan helikopter di Gringsing tidak bergerak, sementara ada kemungkinan masih ada letupan untuk penyelamatan," kata dia.

Pada akhir penjelasan alasan itu, Agus mengatakan bahwa semua keputusan akhir penerbangan ada di tangan pilot.

Dipertanyakan

Anggota DPR dari Fraksi PDI-P Yoseph Umarhadi mempertanyakan alasan pengiriman heli mengingat semua korban sudah berhasil dievakuasi. SAR juga telah mengirim tim darat dari Pos Cilacap menuju kawah Sileri. Dia pun mempertanyakan motif pengiriman heli itu.

"Apa di lokasi (kawah Sileri) masih ada manusia di lokasi wisata itu?" tanya Yoseph.

Agus mengatakan, di lokasi wisata banyak warga yang berwisata, kemudian ada informasi adanya letupan susulan hingga lokasi wisata ditutup.

"Tim respons cepat menyiagakan mengantisipasi jika diperlukan evakuasi. Kami tahu wilayah sana berbukit dan gunung," imbuhnya.

Delapan orang menjadi korban tewas jatuhnya helikopter Basarnas HR 3602. Mereka adalah pilot Haryanto, kopilot Solihin, kru Hari Marsono dan Budi Santoso, serta empat anggota Basarnas Jateng, yaitu Maulana Affandi, Nyoto Purwanto, Budi Restiyanto, dan Catur Bambang S.

 

Kompas TV Kedelapan korban saat ini direkomendasikan untuk mendapat kenaikan pangkat kehormatan atas dedikasinya selama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com