PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Ribuan orang berziarah di Sekip, kompleks pemakaman umum terbesar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (26/6/2017) pagi.
Mengunjungi makam sanak famili di Hari Lebaran memang sudah menjadi tradisi sebagian masyarakat, termasuk di kota yang dahulunya menjadi ibu kota pemerintahan Kerajaan Kotawaringin ini.
Namun, pada hari kedua Lebaran, suasana malah menjadi semarak dengan kehadiran para pedagang dadakan.
"Hari pertama Lebaran, sudah banyak masyarakat yang berkunjung. Tapi hari kedua ramai lagi karena banyak pedagang," kata Solehudin, pedagang kembang segar.
Memang suasana hening lazimnya pada tiap ziarah kubur jadi agak berbeda tiap kali ziarah di Lebaran hari kedua.
Ratusan pedagang menggelar lapak di tepi jalan, hingga ke blok-blok kompleks makam. Mereka bukan hanya pedagang kembang. Ada pedagang sayur, daging, hingga masakan siap santap.
(Baca juga:Kisah Mbah Ponco Sutiyem, Nenek 95 Tahun yang Jadi Nomine Aktris Terbaik Film ASEAN)
Suasana ini membuat arus lalu lintas dan akses jalan ke makam pun menjadi agak terhambat. Kendaraan berebut tempat parkir hingga ke gang-gang di tiap blok pemakaman.
Angkot yang biasanya sepi penumpang, kali ini seperti keruntuhan rezeki. Polisi pun turut dibikin sibuk. Inilah satu-satunya momen ziarah makam yang harus dijaga polisi lalu lintas.
Solehudin punya cerita. Pria paruh baya ini mengklaim termasuk yang mengawali munculnya pedagang saat hari-hari ramai orang berziarah di Sekip.
"Saya jualan kembang sejak masih SMA, tahun 1985," kata dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan