Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Sumut Tak Mau Wilayahnya Dicemari Ulah Teroris

Kompas.com - 25/06/2017, 11:31 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi mengutuk keras serangan teroris di Mapolda Sumut pada Minggu (25/6/2017) sekitar pukul 03.00 WIB.

Ia sangat prihatin dengan peristiwa itu yang terjadi tepat pada Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

"Kapolda pasti menindaklanjuti masalah ini. Bongkar sampai ke akar, tangkap semua jaringannya," ucap Erry seusai menunaikan Shalat Id di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (25/6/2017), seperti dikutip Tribunnews.com.

(baca: Kronologi Penyerangan Markas Polda Sumut oleh 2 Terduga Teroris)

Ia mengaku bahwa ancaman bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Untuk itu, ia menghimbau seluruh masyarakat untuk waspada.

"Kita tak tahu bagaimana pergerakan teroris. Kepolisian dan TNI harus siap, kami tak mau Sumut dan Medan tercemar," ucapnya.

Kedua terduga teroris menyerang Mapolda Sumut pukul 03.00 WIB. Setelah melompat pagar di penjagaan, pelaku menyerang polisi yang tengah beristirahat di salah satu dari tiga pos penjagaan.

Ketika menyerang, menurut polisi, pelaku meneriakkan takbir.

(baca: Serang Polda Sumut, Satu Terduga Teroris Tewas, Seorang Kritis)

Aiptu Martua Sigalinging tewas ditikam di leher, dada, dan tangan dengan menggunakan senjata tajam.

Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos.

Salah satu rekan Aiptu Martua, Brigadir E. Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang ada di pos lainnya.

Dari pos I, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali langsung bergerak cepat mendatangi Brigadir E Ginting.

Seketika itu melakukan tembakan terhadap kedua pelaku. Satu pelaku tewas di lokasi. Pelaku lain kritis. (Tribun Medan/Hendrik Naipospos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com