Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unibraw Ciptakan Alat "Pencubit" Bokong Pengendara Saat Ngantuk

Kompas.com - 23/06/2017, 07:47 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang membuat inovasi dengan menciptakan alat anti kantuk. Alat itu bisa digunakan saat berkendara supaya pengendara tidak mengantuk selama perjalanan.

Ada tiga mahasiswa yang membuat inovasi tersebut. Mereka adalah Prayoga Bintang Primawan mahasiswa asal Jakarta, Wahyu Tsary Naufal (Pontianak), dan Asri Anjasari (Malang). Ketiganya mahasiswa semester 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.

Mereka memberi nama Alakantuk atau alas anti kantuk untuk inovasinya itu.

"Alakantuk terdiri dari dua perangkat. Alas duduknya dan sensor detak jantung," kata Yoga, panggilan Prayoga kepada Kompas.com, Kamis (22/6/2017) malam.

Yoga menjelaskan, pada bagian alas duduk, terdapat komponen utama yaitu alat penggetar atau vibrator. Alat penggetar ini yang nantinya berfungsi untuk 'mencubit' bokong pengendara saat mulai mengantuk.

Selain itu, terdapat komponen elektronik lainnya sebagai pendukung vibrator.

"Komponen-komponen ini dibungkus dengan busa dacron yang biasa digunakan untuk bantal dan luarnya dilapisi kulit sintetis supaya adem. Jadi nyaman digunakan," terangnya.

(Baca juga: Para Pengusaha, Ide-ide Inovatif Ternyata Lebih Banyak Datang dari Pelanggan)

 

Sementara untuk sensor detak jantung, Yoga mengemasnya mirip seperti jam tangan. Alat itu ditempatkan di pergelangan tangan untuk mengukur detak jantung pengguna.

Kedua perangkat yang masing-masing menggunakan baterai yang dapat diisi ulang itu lantas dihubungkan melalui wireless berupa bluetooth.

Jika sensor detak jantung menunjukkan pengguna mulai marasa ngantuk atau detak jantungnya kurang dari 80 bpm (beats per minute atau detakan per menit), sensor akan mengirim data ke alas duduk sehingga vibrator yang ada di dalamnya bergetar.

"Cara kerjanya nanti detak jantung pengguna akan dibaca oleh sensor pada pergelangan tangan. Kemudian data dikirim ke alas duduk dan diproses. Apabila data terindikasi mengantuk maka alas duduk ini akan bergetar," jelasnya.

(Baca juga: Inilah 5 Penemuan Muslim Paling Penting dalam Sejarah)

 

Inovasi ini dilatari oleh keprihatinannya terhadap angka kecelakaan kendaraan yang kebanyakan disebabkan oleh pengendara yang mengantuk. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan oleh mahasiswa supaya tetap fokus saat menjalani mata kuliah.

"Latar belakangnya sih akibat tingkat kecelakaan yang diakibatkan faktor manusia yang menempatkan mengantuk sebagai salah satu faktor tertingginya," jelasnya.

Saat ini, pihaknya bersama Universitas Brawijaya masih mengurus hak paten terkait inovasinya itu.

Kompas TV Sejumlah anak muda tanah air membuat sebuah project kreatif dengan memanfaatkan teknologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com