Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Witri demi Kuliah S-2, Buka Warung Lotis Kejujuran hingga Les Silat

Kompas.com - 22/06/2017, 15:54 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Hariwitri Suwanto merasa menempuh jenjang pendidikan setinggi tingginya adalah hal yang mutlak untuk menggapai cita-cita hidupnya. Biaya pendidikan yang mahal, khususnya untuk jenjang Strata 2 (S-2), tidak menyurutkan nyalinya.

Berjualan lotis di kampus dan di sekolah untuk sekedar menambah pendapatan Witri jalani. Pemuda asal Desa Plupuh RT 2/ RW 1, Gentanbanaran, Sragen, Jawa Tengah tersebut saat ini tercatat sebagai mahasiswa S2 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Biaya per semester sekitar Rp 6,05 juta harus ditanggung Witri. Gaji sebagai guru olahraga di SMA Muhammadiyah 1 Sragen masih belum mencukupi biaya pendidikan S-2-nya.

"Modal setiap jualan rata-rata Rp 150.000. Berangkat kuliah sudah saya siapkan buah buahnya dan bumbunya. Lalu sesampainya di kampus, saya jualan terlebih dahulu dan usia selesai kelas, biasanya saya keliling sekolah sekolah di sekitar kampus atau pas perjalanan saya pulang," kata Witri.

Alasan dirinya berjualah buah segar dan lotis sangat sederhana. Menurut dia, berjualan buah bisa membantu orang lain untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi buah-buahan.

"Ide awalnya saat berpikir untuk mencari tambahan biaya sekolah, namun tidak menggangu kuliah. Target saya 2018 harus sudah rampung kuliahnya," kata Witri.

(Baca juga: Ketika Jokowi Berdialog dengan Siswa SMP yang "Ngapak")

Bujangan asal Sragen tersebut pun mengaku tidak malu atau gengsi. Bahkan dirinya merasa bangga bisa membiayai sekolahnya tanpa merepotkan keluarganya yang bekerja sebagai petani. Rata-rata tiap hari dirinya bisa mendapatkan untuk Rp 50.000.

Witri menambahkan, selain berjualan buah, dirinya juga memberikan pelajaran les privat. Jika tidak habis, buah-buah yang masih segar dibagikan Witrike petugas keamanan atau office boy di kampus.

"Setelah banyak permintaan les, saya tidak tiap hari keliling jualan buah, hanya pas ada kelas saja. Biasanya ada yang minta les renang, voli, silat dan tenis," katanya, Kamis (22/6/2017).

Ingin ke Jepang

Witri mengaku bercita cita melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah menyelesaikan studi S-2. Salah satunya berencana menimba ilmu di Jepang.

"Semoga nanti setelah lulus, saya dapat ikut program pertukaran guru dengan Jepang. Saya ingin belajar manejemn pendidkan di sana lalu saya gunakan untuk memperbaiki sistem pendidikan di sini. Bagi saya, negara Jepang adalah contoh nyata bagaimana membangun negara yang sudah hancur karena perang dan bangkit kembali, salah satunya melalui dunia pendidikan," kata Witri.

Sepak terjang Witri pun mendapat simpati dan dukungan sejumlah rekan rekannya.

"Bagi saya tidak hanya soal mencari untung atau tidak, tetapi perjuangan dan kerja keras Witri untuk meraih cita-cita patut diacungi jempol," kata Nizam, salah satu rekan kuliah Witri.

Sementara itu, salah satu hal lain yang unik saat Witri berjualan adalah dengan menempatkan kotak buah kejujuran di gerobak buahnya.

Di toples tersebut tertulis "buah kejujuran, yang berkenan silahkan ambil @2000, semoga berkah njih". Di dalam toples tampak berisi sejumlah uang dari para pelanggannya.

"Kalau pas saya ada kelas, saya tinggal dagangan saya, daripada saya khawatir, lebih baik saya mengajak pelanggan untuk jujur. Boleh beli dan ambil sendiri sesuai porsinya. Sudah saya sediakan sambal lotis dan plastiknya," katanya.

Selama bulan puasa, Witri mengaku tidak berjualan di kampus atau keliling namun menjalankan progam menebar gizi takjil ke panti asuhan.

"Jadi selama puasa tidak berjualan dulu mas, saya ganti dengan program donasi Rp 200.000 untuk 100 potong buah segar dan siap diantarkan ke panti asuhan. Free ongkir baik dalam maupun luar kota," kata Witri.

 

Kompas TV Demi menuntut ilmu, setiap hari, siswa Taman Kanak-Kanak hingga tingkat SMA harus berjuang menyeberangi sungai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com