GORONTALO, KOMPAS.com - Jutaan lampu minyak menyala secara serentak di Gorontalo malam mulai ini, Kamis (21/6/2017) hingga dua hari ke depan.
Peristiwa ini biasa dinamakan Tumbilotohe atau malam pasang lampu untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Seluruh keluarga menyalakan lampu botol yang berbahan bakar minyak tanah dan diletakka di halaman atau jalan sekitar rumah mereka. Gemerlap cahayanya mulai daat dinikmati mulai selepas magrib hingga pagi harinya.
Lampu tradisional ini akan dinyalakan selama 3 hari. Selama itu pula masyarakat Gorontalo dan wisatawan dapat menikmati keindahan jutaan kerlip lampu yang memesona.
Keindahan Tumbilotohe ini bisa disaksikan mulai perbatasan Gorontalo dengan Sulawesi Utara di bagian timur hingga dengan Provinsi Sulawesi Tengah di bagian barat. Tidak hanya itu, masyarakat tetangga provinsi tersebut juga akan menyalakan lampu ini.
“Tumbilotohe atau malam pasang lampu adalah momen yang ditunggu anak-anak, mereka akan berkeliling kelurahan atau desa untuk bergembira sambil meminta “jakati” atau sedekah dari masyarakat,” kata Indra Dunggio, warga Kota Gorontalo.
Anak-anak secara berkelompok akan mendendangkan syair khas yang selalu ada saat malam pasang lampu tiba, mereka bernyari riang keliling kampung.
“Tumbilotohe selalu ramai, anak-anak menyambut dengan gembira, mereka akan mengunjungi keluarga meminta sedekah sambil menyanyikan lagu khas tumbilotohe,” kata M Achril Babyonggo, Camat Suwawa Kabupaten Bone Bolango, yang memiliki peran sebagai wulea lo lipu (pemimpin negeri).
(Baca juga: Menikmati Takjil Bubur Lodeh, Tradisi Buka Puasa dari Abad ke-16)
Kegembiraan anak-anak ini disambut keluarga yang dikunjungi, mereka memberikan sedekah berupa recehan uang kertas baru yang bersih. Keriangan ini berlanjut dari rumah ke rumah sambil terus mendendangkan lagu khas ini.
Tradisi malam pasang lampu ini sudah lama ada. Diperkirakan sejak awal berkembangnya Islam di Gorontalo, kebiasaan ini sudah dilakukan oleh masyarakat dengan media lampu yang berbeda.
Pada masa awal perkembangan Islam di Gorontalo, masyarakat mempercayai lampu tumbilotohe dibuat dari bahan yang sederhana, mereka menyalakan damar atau minyak kelapa yang dituangkan dalam “wadah” buah pepaya atau kelapa yang dipotong menjadi dua.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.