Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara "Ngangklang", Pemudik yang Lewat Kaliwungu Lupa Pulang

Kompas.com - 21/06/2017, 06:18 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Puluhan pemudik merasa terhibur dengan penampilan puluhan peserta lomba Ngangklang Gus Alam Cup, di Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, Selasa (20/6/2017) malam.

Mereka yang rencananya hanya istirahat di Masjid Raya Kaliwungu, akhirnya harus menginap. Pasalnya, mereka ingin menyaksikan musik tradisi Kaliwungu itu sampai selesai, Rabu (21/6/2017) dini hari.

Seperti yang diakui Surahman (35). Warga Tegal itu mengaku, kalau dirinya bersama istri dan satu anaknya mau mudik ke Kudus dengan menggunakan sepeda motor. Mereka istirahat di Masjid Agung Kaliwungu, karena mau shalat dan istirahat.

“Iseng, melihat lomba klotekan, saya jadi tertarik. Ternyata asik juga," ujar Surahman.

Surahman menambahkan, karena tertarik dirinya sampai lupa pulang. “Klotekan pakai ember, bambu, panci, tapi sangat harmonis,” ujarnya heran.

(Baca juga: Melawan Stigma Negatif, Tari Joged Buleleng Tampil di Pekan Kesenian Bali)

 

Senada dengan Surahman, Wahyudi (24), warga Bekasi juga mengaku terhibur dengan musik Ngangklang. Menurutnya, musiknya sangat etnik.

“Anak-anak kecil, yang main. Mereka sangat mahir,” kata Wahyudi seraya mengatakan di Bekasi tidak ada musik seperti ini.

Sementara itu, penggagas lomba Ngangklang, Alamuddin Dimyati Rois, mengaku kalau Ngangklang adalah tradisi asli masyarakat Kaliwungu. Alat musik yang digunakan, terbuat dari bambu, alat-alat dapur yang sudah tidak terpakai, dan drum plastik.

“Biasanya digunakan untuk klotekan membangunkan orang tidur di waktu bulan puasa, supaya warga tidak terlambat saur,” ujarnya.

(Baca juga: Kesenian Multietnis Semarakkan Aksi Nusantara Bersatu)

 

Alamuddin, putra Kiai Dimyati Rois yang juga anggota DPR RI tersebut menambahkan, kalau dirinya ingin melestarikan tradisi itu. “Lomba ini adalah yang ketiga. Tahun ini, diikuti 80 peserta,” jelasnya. 

Kompas TV Program Belajar Seni Langsung Dari Maestro (Bag 2
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com