KUPANG, KOMPAS.com - Mantan anggota DPR RI dua periode Honing Sani, mendaftar sebagai bakal calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) di Sekretariat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN), NTT, Senin (19/6/2017).
Honing datang bersama belasan orang tim sukses dan juga simpatisan. Mereka diterima Sekretaris DPW PAN NTT, Marthen Lenggu, Ketua Tim Tujuh, Cornelis Wungo serta jajaran pengurus PAN NTT.
Setelah mendaftar, Honing mengaku alasan dirinya mendaftar di sejumlah partai politik dan juga DPW PAN NTT sebagai bakal calon gubernur, karena ada dua fakta yang terjadi di NTT.
"Apa mimpi besar saya mengurus NTT. Ada dua fakta yang mengganggu saya untuk kemudian saya memberanikan diri memilih jalan untuk berkontestasi sebagai salah satu calon gubernur NTT lima tahun ke depan," ujarnya.
Pertama, data BPS menempatkan NTT sebagai provinsi termiskin ketiga di Indonesia. "Fakta kedua kita terkorup ke empat secara nasional, sehingga saya terganggu dengan itu," tegasnya.
(Baca juga: Pilkada NTT, Golkar Survei 8 Kader Terbaiknya)
Menurut Honing, pengalaman dua kali menang pemilu legislatif dan menjadi Anggota DPR RI daerah pemilihan NTT 1, paling tidak ia mengerti separuh dari NTT, mulai dari Labuan Bajo , Kabupaten Manggarai Barat, hingga Kabupaten Alor yang menjadi daerah pemilihannya.
"Saya sudah tidak lagi menjadi Anggota DPR (fraksi PDI-P). Saya pikir kasus saya itu semua pelaku politik di NTT sudah tahu. Kasus itulah justru yang membuat saya populer dan saya ini sekarang tidak lagi berpartai. Makanya saya punya fleksibilitas untuk boleh mendaftar di semua partai politik," sebutnya.
"Bila ada yang tanya bagaimana mungkin menjadi calon gubernur tanpa partai politik, saya bilang, DKI Jakarta secara terang benderang baik Agus, Anies, dan Ahok bukan orang partai politik tetapi maju sebagai calon gubernur dan didukung partai politik," tambahnya.
Honing mengaku tidak minder karena tidak berpartai. Pengalamannya dua kali sebagai Anggota DPR, menjadi dasar untuk mengerti soal regulasi, mengurus daerah, dan mengurus NTT.
Honing menyebutkan, saat mendaftar di partai politik sebagai bakal calon gubernur, ia belum bisa berbicara visi dan misi. Karena ia harus memiliki bakal calon wakil gubernur sebagai pendamping.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan