MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, membuat inovasi dengan menjadikan sisik ikan bandeng sebagai sumber energi terbarukan berupa baterai.
Inovasi itu diberi nama Smart B-Cline dan sudah pernah diujicobakan.
Ada tiga mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan inovasi sumber energi terbarukan itu. Yakni Mohammad Khaufillah, Aizzatur Rohmah dan Intan Wahyu Cahyani.
"Sampai saat ini sudah dicoba satu baterai yang membutuhkan sisik dari satu ikan bandeng ukuran sedang dan dapat digunakan untuk menyalakan satu lampu LED," kata Mohammad Khaufillah seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (13/6/2017).
Baca juga: 4 Dosen Disiapkan Khusus Dampingi Penelitian Bocah Penemu Listrik Kedondong
Dijelaskannya, sisik ikan bandeng mengandung zat kitin. Zat tersebut menurutnya dapat diubah menjadi sumber listrik yang ramah lingkungan dan menjadi energi terbarukan. Hal itu berbeda dengan baterai pada umumnya yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti merkuri, mangan, timbal, cadmium, nikel dan lithium.
"Seperti diketahui bahwa pada baterai yang beredar di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan seperti merkuri, mangan, timbal, cadmium, nikel dan lithium," jelasnya.
Selain sisik ikan bandeng, bahan utama lainnya yang ada dalam sumber energi terbarukan itu adalah urine. Menurutnya, urine terdiri atas 95 persen air dan sisanya adalah zat terlarut yang salah satunya adalah elektrolit.
Ion elektrolit itu dapat memancing reaksi kimia yang memicu terjadinya sumber listrik setelah dicampurkan dengan sisik ikan bandeng.
"Tapi masih akan kami kembangkan packaging-nya dan sampai bisa menghasilkan daya sama dengan baterai pada umumnya, yaitu 1,5 volt," ungkapnya.
Baca juga: Para Siswi MTS Ini "Sulap" Daun Jambu Biji Menjadi Tinta Spidol
Berkat inovasi itu, tiga mahasiwa Universitas Brawijaya tersebut meraih penghargaan silver medal dalam kompetisi internasional Penang Invention, Innovation and Research Design Platform (PIID) 2017 yang berlangsung di Universitas Teknologi Mara, Malaysia pada 20 hingga 24 April 2017.