Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Keluarga Ini, Ayah, Ibu dan Anak Menganut Agama Berbeda

Kompas.com - 12/06/2017, 18:45 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga asal Dusun Mandingan, Desa Ringinharjo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mungkin menjadi gambaran wajah Indonesia sebenarnya.

Dari empat anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut, mereka memiliki kepercayaan beragam. Keluarga ini memberikan kebebasan bagi anaknya untuk memilih kepercayaannya sendiri.

Ditemui Sabtu (10/6/2017) di Kota Bantul, Sumulyo Halim (22), anak pertama pasangan Djoni Efendi Halim (64) dan Vivi (50) ini, menceritakan bahwa kelurganya memiliki kepercayaan berbeda.

Baca juga: Belajar Hidup Toleransi dari "Desa Pancasila" di Lamongan

Ayahnya, Djoni menganut Islam. Sedangkan ibunya, Vivi beragama Budha, dan Sumulyo sendiri menganut Kristen Karismatik, dan adiknya, Sujono Halim (20) Kristen Jawa.

"Prinsip agama bagi kami bukan keturunan, tetapi bersifat holistik dan spiritual yang didapatkan dari pribadi masing-masing," katanya saat berbincang dengan Kompas.com.

Dia menceritakan, meski memiliki perbedaan dalam beragama, tetapi keluarga ini saling mendukung.

Seperti saat bulan Ramadhan, ayahnya sedang menjalankan ibadah puasa, ibunya tetap menyiapkan sahur dan hidangan berbuka puasa.

Saat nanti hari raya Idul Fitri, seperti keluarga pada umumnya, mereka bersilaturahmi ke tetangga dan keluarga. 

Pun saat ibunya merayakan Waisak, seluruh keluarga membantu menyiapkan segala kebutuhannya. Begitu juga saat Natal, kedua orangtuanya menyiapkan hidangan istimewa untuk anak-anak mereka.

Dalam kartu keluarga mereka ditulis sesuai dengan agama masing-masing.

"Untuk beribadah pun kami saling mengingatkan, dulu sewaktu kecil ayah dan ibu mengantarkan kami ke gereja," ujarnya. 

Dia menceritakan, di dalam rumahnya pun memiliki berbagai macam alat ibadah masing-masing. Ayahnya memiliki Al Quran dan peralatan shalat, dan ibunya memiliki Paritta, sementara anak-anaknya memiliki Alkitab.

Bahkan beberapa benda spiritual agama lain mereka miliki.

"Kebetulan kami memang senang mengoleksi berbagai benda budaya," katanya.

Kenal berbagai agama

Sumulyo Halim menceritakan sejarah bagaimana keluarganya memiliki berbagai kepercayaan. Awalnya, kedua orangtuanya beragama Budha. Lalu ayahnya melakukan perjalanan spiritual ke Jawa Barat hingga akhirnya memeluk Islam. Sementara ibunya tetap pada kepercayaannya.

Saat dirinya berusia 7 tahun, oleh orangtuanya mereka dikenalkan berbagai agama. Dari perjalanannya ke berbagai tempat ibadah, Sumulyo memilih Kristen. Orangtuanya pun tak keberatan dengan pilihan anaknya.

"Saya bangga dengan keluarga, bisa menghormati pilihan pribadi anak-anaknya," urainya.

Baca juga: Binar Toleransi di Mata Anak-anak Peserta Tur Wisata 5 Rumah Ibadah

Dengan perbedaan yang ada di dalam keluarga sempat mengagetkan teman sebayanya saat duduk di bangku SMA. Mereka baru mengetahui bahwa ada keluarga yang memiliki perbedaan dalam menganut kepercayaan.

"Teman-teman saya shock waktu mengetahui keluarga kami berbeda-beda. Saya menjelaskan tidak panjang lebar," tuturnya.

"Sejak dari itu (SMA) saya menjadi mengetahui indahnya perbedaan. Dan menyadari karena ada kesatuan di dalam perbedaan," imbuh dia.

Ke depan pun, ia pun akan menerapkan pola sama saat mendidik anak-anaknya. Jika sudah menikah dan memiliki anak, dia akan memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih agama sesuai dengan keinginan mereka kelak. Sebab, menurut dia, agama itu merupakan pilihan individu yang harus dihormati.

Kompas TV Jemaat Gereja Bagi-Bagi Takjil Untuk Berbuka Puasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com