Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Calon Tunggal di Pilkada Jatim

Kompas.com - 12/06/2017, 07:46 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Dinamika politik Jawa Timur jelang Pilkada 2018 diwarnai munculnya wacana calon tunggal. Wacana tersebut dianggap paling pas untuk karakter politik Jawa Timur yang selalu mengedepankan musyawarah mufakat dalam berdemokrasi.

Politik musyawarah mufakat itu selalu didengungkan Ketua DPD partai Demokrat, Soekarwo. Kata Gubernur Jawa Timur itu, karakter politik Jawa Timur harus beda dengan daerah lainnya. Menurut dia, jika tensi politik di daerah lain selalu naik saat suksesi kepala daerah, maka di Jawa Timur kondisi seperti itu tidak boleh terjadi.
 
"Karakter politik di Jatim guyub, rukun, dan santun. Karena semua kepentingan di Jatim bisa dibicarakan dengan baik-baik tanpa gontok-gontokan," kata Soekarwo belum lama ini.

Karena itu, dia berharap akan muncul pasangan calon yang didukung oleh semua partai dalam Pilkada tahun depan. "Konsep ini tidak mencederai prinsip demokrasi, karena sudah melalui mekanisme musyawarah mufakat," katanya.

Wacana tersebut didukung sejumlah partai. Partai Golkar tidak mempermasalahkan adanya calon tunggal di Pilkada Jatim, asalkan sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh partai dan seluruh elemen masyarakat.

"Kalau semua masyarakat Jatim mendukung mengapa tidak," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Nyono Suharli.

Pun juga partai pengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan partai berbasis Nahdatul Ulama (NU) itu memiliki program mendatangi satu per satu  kantor partai di Jawa Timur untuk bersilaturahim.

"Selain untuk menjalin silaturahim politik, kami juga memperkenalkan cagub yang kami usung, plus menggalang dukungan koalisi partai agar ikut bersama-sama mengusung Gus Ipul di Pilkada Jatim," kata Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar.

Hingga saat ini, sudah empat kantor partai yang sudah dikunjungi bersama Gus Ipul sejak awal Ramadhan lalu. Dari Partai Demokrat, PDIP, Golkar, dan terakhir Partai Nasdem. Di Partai Demokrat dan PDIP, Gus Ipul bahkan sudah mengisi formulir pendaftaran calon gubernur.

Baca juga: Gus Ipul Pendaftar Pertama Seleksi Cagub Jatim PDI-P

Tidak semua partai menyetujui wacana calon tunggal di Pilkada Jatim. Hasan Aminudin, politisi Partai Nasdem menyebut, calon tunggal mustahil terwujud di Jatim yang disebut daerah barometer politik nasional.

Apalagi kata dia, momentum politik pilkada Jatim hanya selisih setahun dengan Pilpres 2019. "Kemungkinan akan banyak kekuatan politik pusat yang akan turun di Jatim pada pilkada nanti, untuk kepentingan pilpres 2019. Jadi tidak mungkin akan ada calon tunggal," ujarnya.

Partai Gerindra bahkan mengancam tidak akan ikut koalisi pendukung Gus Ipul jika strategi yang akan diusung adalah strategi borong partai atau calon tunggal. "Gerindra tak akan ikut koalisi jika Gus Ipul mewacanakan calon tunggal, karena itu akan merusak demokrasi di Jatim," kata wakil ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Tjutjuk Sunario.

Wacana calon tunggal di Pilkada Jatim juga diragukan Direktur Lembaga Survei Regional, Mufti Mubarok. Kata dia poros kekuatan politik di Jakarta tidak akan rela ada calon tunggal di Pilkada Jatim.

Saat ini menurut dia, ada tiga kutub besar politik yang ingin berkuasa pada Pilpres 2019 mendatang. Ketiga kutub besar itu adalah, Jokowi, Prabowo, dan SBY.

"Ketiganya pasti mempersiapkan kemenangan di pilgub Jatim untuk mendulang suara saat pilpres. Apalagi Jatim adalah lumbung suara yang sangan besar," terangnya.

Di sisi lain, kata Mufti, elektabilitas Gus Ipul selama ini juga tidak mendukung untuk menjadi calon tunggal.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com