Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegaran Siswa Sembakung Hadapi Banjir Kiriman dari Malaysia Dibuat Film

Kompas.com - 09/06/2017, 13:46 WIB
Sukoco

Penulis

 

Untuk bisa meneruskan sekolah, bagi anak seperti Tulus, membutuhkan perjuangan lebih dari sekadar sering direndam banjir.

“Ada pemahaman perempuan setelah SMP ya menikah, punya suami yang akan merawat mereka. Butuh perjuangan lebih dari siswa di sini untuk sekedar melanjutkan sekolah ke SMA,” ucap Tata.

Pembuatan film ini, sambung Tata, sempat terkendala alat perekam. Ide penggunaan telepon seluler terbatas pada pergerakan pengambilan gambar. Akhirnya, mereka mengajukan pinjaman camera handycam milik kepala desa.

Dengan kamera jadul tersebut, mereka akhirnya melanjutkan pembuatan film. Persoalan acting pemain menurut Tata lebih mudah diatasi karena kebanyakan pemain memerankan diri mereka masing masing.

Seting yang digunakan juga masih berada di lingkungan Desa Tagul, wilayah terparah terdampak banjir kiriman dari Negara Malaysia.

Baniir bagi warga Sembakung memang realita yang tidak bisa mereka hindari di tengah minimnya perhatian dari pemerintah. Warga Sembakung hanya memilih menyiasati bagaimana mereka bisa bertahan hidup, karena mereka sendiri tidak tahu kapan banjir akan datang.

(Baca juga: Banjir Kiriman Malaysia, Satu Warga Perbatasan Dilaporkan Meninggal)

 

Banjir terakhir terjadi pada pertengahan bulan Mei. Banjir setinggi 1,5 meter tersebut merendam 7 desa.

Meski demikian, lebih banyak perusahaan yang sering memberikan bantuan kepada masyarakat karena pemerintah memandang banjir sudah dianggap sebagai rutinitas di Kecamatan Sembakung.

Banjir Sembakung merupakan banjir kiriman dari hulu Sungai Sembakung yang berada di Malaysia. Hingga saat ini warga belum pernah menerima bantuan dari pemerintah negeri jiran tersebut.

"Tidak ada hujan tiba-tiba saja banjir dari hulu. Kita tidak melihat apa penyebabnya dan warga tidak berdaya. Sawah dan kebun gantungan hidup mereka terendam. Mereka bertanya kapan banjir akan berakhir?,” kata Tata.

Dari hasil merekam kehidupan warga di Kecamatan Sembakung ke dalam film, Tata berharap lebih banyak lagi masyarakat yang bisa melihat realita di wilayah perbatasan tersebut.

Keterbatasan anggaran membuat Tata hanya bisa memperlihatkan film tersebut kepada masyarakat di sekitar Kecamatan Sembakung.

Tata juga telah mengunggah cuplikan film tersebut ke youtube agar masyarakat lebih luas bisa mengintip kehidupan warga perbatasan. Dia berharap, semakin banyak pejabat yang melihat akan bisa memberikan solusi bagi permasalahan warga di wilayah perbatasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com