Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Ketatnya Seleksi Siswa untuk Riset Tempe di Antariksa Bersama NASA

Kompas.com - 08/06/2017, 14:04 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

Kompas TV Dua siswa yang berhasil menemukan bioantiseptik dari kulit kacang tanah, bernama Muhamad Nur Alim dan Biriski Arfianto. Mereka menemukan ada senyawa dari kulit kcang tanah yang terbukti bisa menjadi antiseptik untuk membersihkan badan dari bakteri dan kuman. Penemuan mereka berhasil setelah melalui dua kali uji coba ilmiah, memanfaatkan limbang kulit kacang tanah yang mudah dijumpai di sekitar tempat tinggal mereka. Hasil penelitian dua siswa ini membuktikan kulit kacang tanah bisa mengurangi pertumbuhan bakteri ecoli dan aureus penyebab diare, sehingga bisa digunakan dalam pembuatan sabun ataupun antiseptik atau anti-kuman. Bukti lain keberhasilan penelitian dua siswa ini adalah medapatkan medali perunggu di olimpiade penelitian ilmiah Indonesia pada Februari lalu dan direkomendasikan mengikuti olimpiade proyek kelestarian lingkungan hidup yang digelar di Belanda, September mendatang.

Landas luncur ini sangat bersejarah karena dari titik ini hampir 50 tahun yang lalu manusia pertama berangkat meluncur dari bumi menuju bulan dalam misi Apollo 11 pada tahun 1969.

Peluncuran misi ini adalah kontrak ke-11 misi Commercial Resuply (CRS) dari NASA yang dilaksanakan oleh kontraktor perusahaan swasta SpaceX yang didirikan oleh Elon Musk, pendiri dan pemilik PayPal.

SpaceX CRS-11 membawa hampir 3 ton muatan (payload) untuk diantar ke International Space Station (Stasiun Antariksa Internasional/ISS). Di antara payload ini lah satu perangkat eksperimen ilmiah putra terbaik Del di dengan judul eksperimen "The Fermentation of Soybeans in Microgravity Experiment" (Fermentasi Kedelai Dalam Kondisi Mikrogravitasi).

ISS mengorbit pada ketinggian sekitar 400 km di atas Bumi dengan kecepatan orbit sekitar 7 km/detik. Jadi, ISS mengitari Bumi sekali setiap 93 menit.  SpaceX CRS-11 akan bertemu dan berlabuh (docking) dengan ISS pada hari Senin malam WIB, 36 jam sesudah diluncurkan. 

Eka menyebutkan, hasil penelitian itu akan diketahui sekitar 1,5 bulan ke depan. Diperkirakan paket akan mengorbit bumi 30 hari dan selebihnya paket itu dikirimkan kembali ke Indonesia persisnya ke Laguboti, Kabupaten Tobasa.

Pesan Eka kepada generasi muda sekarang berkaca pada semangat anak-anak Del melakukan penelitian agar tetap semangat dan tak pernah berhenti mencoba untuk berhasil.

"Curiosity and keep trying. Setiap pelajar harus menemukan pola belajar masing-masing, namun kuncinya utamanya adalah rasa penasaran dan tidak pernah berhenti mencoba. Itu yang bisa saya sarankan, Pak," tukas Eka.

Mentor yang tak mau menyebutkan usianya itu kemudian membeberkan resep Del melakukan pola ajar di sekolah unggulan itu dengan menyeimbangkan terori dan praktik.

"Kami berusaha untuk memberikan pengetahuan yang seimbang antara teori dan praktikal, Pak. Jadi mahasiswa tidak hanya belajar mengenai konsep, tetapi mampu juga menerapkan apa yang mereka pahami di kelas secara real," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com