Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sediakan Rp 7,9 Triliun untuk Ramadhan dan Lebaran di DIY

Kompas.com - 06/06/2017, 10:50 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Guna memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan lebaran, kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY menyediakan uang Rp 7,9 triliun.

Jumlah itu sesuai dengan proyeksi yang diajukan seluruh bank di DIY untuk bulan Ramadhan dan lebaran.

Baca juga: Masuk Awal Ramadhan, Inflasi di Jakarta Meningkat

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budi Hanoto mengatakan, Bank BI sudah berkoordinasi dengan perbankan di seluruh DIY untuk penyediaan uang selama Ramadhan dan lebaran.

"Koordinasi sudah dilakukan, pertama penyediaan uang rupiah untuk transaksi dan berjaga-jaga selama bulan Ramadhan serta lebaran," ujar Budi, Senin (5/6/2017).

"Proyeksi mereka (seluruh bank di DIY), dua bulan, Mei dan Juni itu sekitar Rp 7,9 triliun untuk semua pecahan. Kami akan sediakan, jelas," tandasnya.

Menurut Budi, permintaan perbankan DIY sebesar Rp 7,9 triliun mengalami peningkatan 13 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi berbagai macam faktor.

"Faktornya macam-macam, ada karena waktu liburannya panjang, lalu faktor ujung lebaran di antara anak-anak kenaikan kelas," katanya.

Baca juga: Pedagang Tanah Abang Mengaku Omzetnya Menurun pada Awal Ramadhan

Budi mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan bank-bank di seluruh DIY terkait sistem penukaran uang.

"Bank Indonesia melakukan penukaran melalui bank-bank. Kedua melalui kas keliling secara aktif, secara serentak, sesuai jadwal-jadwal yang sudah kami tentukan dengan perbankan," urainya.

Kompas TV Meski harga berbagai kebutuhan seperti cabai masih cukup tinggi di awal tahun, tapi Bank Indonesia optimistis inflasi tahun ini hanya akan ada di kisaran 4 persen. Bank Indonesia justru mewaspadai berbagai kebijakan harga seperti kenaikan tarif dasar listrik hingga ongkos pengurusan STNK. Untuk kompensasinya, pemerintah sepakat menjaga harga pangan yang masuk dalam golongan pangan bergejolak seperti cabai dan bawang. Dari kelompok ini diharapkan persentasenya tidak lebih dari lima persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com