Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Desa Ini Berdiri Tempat Ibadah 4 Agama dan Warganya Hidup Rukun

Kompas.com - 01/06/2017, 10:39 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, yang berada di pinggir hutan kawasan Taman Nasional Meru Betiri dijadikan Desa Pancasila.

Di satu desa tersebut ada tempat ibadah dari masing-masing agama dan mereka hidup rukun tanpa pernah berkonflik selama puluhan tahun.

"Salah satu makna dari Pancasila adalah gotong royong dan hidup rukun. Nah, Desa Sarongan ini adalah contohnya. Di sini lengkap tempat ibadahnya mulai dari masjid, gereja, wihara dan pura, tapi nggak pernah namanya ada konflik. Ini harus tetap dijaga dan saya mengapresiasinya sebagai Desa Pancasila," jelas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat berbuka bersama di Desa Sarongan, Rabu malam (31/5/2017).

Baca juga: Parade Ratusan Kapal Mengenang Perjalanan Soekarno ke Kota Kelahiran Pancasila

Apalagi desa yang jaraknya sekitar 65 kilometer dari pusat kota Banyuwangi tersebut memiliki bentangan alam yang indah dan memiliki destinasi wisata andalan, yaitu Pantai Sukamade yang terkenal sebagai tempat konservasi penyu, dan Teluk Hijau yang memiliki pantai cantik.

"Tugas pemkab Banyuwangi adalah membangun infrastruktur jalan agar nyaman. Tinggal 4 kilometer yang masih rusak, sedangkan yang 20 kilometaran sudah diperbaiki. Tapi yang penting masyarakat tetap mempertahankan kerukunan umat beragama yang sudah dibangun selama ini. Agar menjadi contoh daerah lain," jelasnya.

Sementara itu, Pendeta Anang Sugeng, tokoh agama yang tinggal di Desa Sarongan kepada Kompas.com mengatakan, saat ini ada 4 gereja, 21 masjid/mushala, 1 wihara dan 1 pura di Desa Sarongan. Bahkan ada tempat ibadah jaraknya ada yang hanya 20 meter, tetapi selama ini tidak pernah ada konflik.

"Gereja Pantekosta Tabernakel tempat saya berhadap-hadapan dengan masjid. Tapi tidak masalah. Kami saling menghormati," kata pendeta Anang yang juga menjabat sebagai ketua Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional Banyuwangi.

Kerukunan tersebut juga terlihat salah satunya saat ada warga yang meninggal. Semua tetangga akan ikut mempersiapkan pemakaman tanpa pernah melihat agamanya apa.

"Untuk ibadah pemakaman, yang mengurusi keluarga tapi persiapannya ya kita semua yang bantu," tambahnya.

Baca juga: Hadiri Perayaan Hari Lahir Pancasila, Para Pejabat Pakai Pakaian Adat

Bahkan, menurutnya, sekitar tahun 1970-an, sering digelar pertemuan bersama-sama masyarakat seluruh desa. Pada pertemuan tersebut, masing-masing pemuka agama akan menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan kerukunan.

"Sekarang pesan itu disampaikan di masing-masing tempat ibadah. Contohnya di gereja. Sebelum ibadah kami selalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan meletakkan simbol negara seperti Bendera Merah Putih. Desa Sarongan ini adalah desa yang tenang dan damai. Benar-benar mencerminkan Pancasila," pungkas Pendeta Anang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com