Acara diakhiri dengan sarasehan mengenai Pancasila. Tidak ada narasumber utama dalam sarasehan yang dipandu Pendeta Dwi itu. Semua bisa menjadi pembicara.
Sebagian membicarakan tentang lunturnya nilai Pancasila dewasa ini. Seperti diungkapkan Sidik Triyono dari GP Ansor bahwa momentum hari Lahirnya Pancasila yang diperingati 1 Juni menjadi tonggak kembalinya Indonesia yang beragam.
"Kita harus memanusiakan manusia artinya harus saling menghormati dalam perbedaan," ucapnya.
Saat ini, kata Sidik, banyak warga yang tidak memahami Pancasila secara utuh, tetapi mencoba mengubahnya.
"Ada yang tidak memahami Pancasila sebagai perekat kebangsaan kita," ujarnya.
Baca juga: Pancasila Riwayatmu Kini...
Kasat Binmas AKP Ahmad Fauzi mencoba mengembalikan ingatan mengenai 36 poin butir-butir Pancasila yang saat ini sudah tidak dipahamai banyak orang. Padahal, setiap butir dijabarkan secara detail mengenai isi 5 sila Pancasila.
Sementara itu, Dita, salah satu pelajar SMK 3 Wonosari mengaku mengikuti acara ini untuk belajar mengenal berbagai perbedaan yang ada, sehingga bisa menghormatinya.
"Dengan perbedaan kita bisa saling mengenal, menumbuhkan rasa kebangsaan dan toleransi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.