Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wafatnya Kiai NU Ini Didoakan Umat Katolik dalam Perayaan Ekaristi

Kompas.com - 29/05/2017, 04:50 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

Setiap kali datang, sambung Romo Budi, Abah selalu menyambut dengan ramah dan penuh canda. Ia ingat betul ucapan yang selalu mengiringi perjumpaannya dengan sahabat Gus Dur ini.

"Ngaturaken sugeng Riyadi, mugi kalepatan kawula kalebura ing dinten Riyadi punika (Selamat Hari Raya, semoga kesalahan saya dilebur di Hari Raya ini)," kata Romo Budi.

Ucapan Romo Budi ini lantas dijawab Kiai Mahfudz dengan ramah dan rendah hati. "Sami-sami Romo, kita dungo-dinonga amrih tentreming bangsa kita (Hal yang sama Romo, kita saling mendoakan agar bangsa kita damai sejahtera)," tutur Romo Budi menyepertikan ucapan Kiai Mahfudz. 

Menurut penuturan putranya, Muhammad Hanif Mahfudz atau Gus Hanif, sambung Romo Budi, Abah sakit selama 13 hari. Sakit itu merupakan bagian dari sakit yang diderita Abah sekian tahun silam.

Pernah dalam suatu kesempatan berkunjung, Romo Budi yang biasanya datang bersama mendiang Uskup Mgr Johannes Pujasumarta, kala itu datang sendiri. Saat itu Kiai Mahfudz sedang sakit.

Namun dalam kondisi sakitnya, Kiai Mahfudz tetap mengingat Romo Puja, panggilan Mgr Johannes Pujasumarta. "Spontan beliau yang kala itu juga sedang sakit langsung bertanya, Kados pundi kabaripun Romo Puja (Bagaimana kabarnya Romo Puja)," tuturnya.

Seperti halnya Gus Dur, Kiai Mahfudz adalah seorang ulama yang memiliki wawasan yang sangat luas tentang kebangsaan. Beliau selalu terbuka dan merangkul serta menerima siapapun yang datang kepadanya tanpa membeda-bedakan.

"Bagi saya, beliau adalah salah satu sosok pribadi yang menjadi tujuan silaturahim saya. Sungguh luar biasa rendah hati dan mencintai negeri ini," tandasnya.

(Baca juga: Alangkah Indahnya jika Hidup Rukun...)

Salah satu bukti kecintaan pada negeri ini, sambung Romo Budi, terlihat dari pemilihan nama pondok pesantren "Edi Mancoro" yang berarti kebaikan yang bersinar. Nama ponpes ini tidak menggunakan nama berbahasa Arab, lazimnya pondok pesantren di nusantara.

"Itu yang hampir selalu beliau katakan setiap kali berjumpa beliau," tandasnya.

Romo Budi mendoakan kebaikan bagi KH Mahfudz Ridwan semoga menghadap Allah SWT dalam kedamaian dan kelak ditempatkan di dalam surga-Nya.

"Sugeng tindak Abah KH Mahfudz Ridwan yang terkasih, menghadap Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Rahim dalam kedamaian abadi di surga. Doakanlah bangsa kita ini tetap rukun damai sejahtera pula! ," pungkasnya.

 (Baca juga: Ketika Tausiah Kiai Diiringi Lantunan Saksofon Seorang Romo...)

Berita sebelumnya, pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro, KH Mahfudz Ridwan LC meninggal dunia, Minggu (28/5/2017) siang. Mustasyar PBNU ini meninggal di RSUD Salatiga pukul 14.45 setelah 13 hari dirawat karena sakit stroke.

Rencananya, jenazah Kiai Mahfudz dimakamkan Senin (29/5/2017) pukul 14.00 WIB di pemakaman keluarga Kompleks Ponpes Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com