UNGARAN, KOMPAS.com - Meninggalnya KH Mahfudz Ridwan, pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro tidak hanya menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Umat agama lainpun ikut merasa kehilangan.
Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (HAK KAS) sekaligus pastor rekan di Paroki Ungaran, Romo Aloys Budi Purnomo mengatakan, menjelang sakramen perayaan Ekaristi, Minggu (28/5/2017) sore, ia mendapat kabar duka bahwa Kiai Mahfudz meninggal dunia.
Saat itu, Romo Budi mengajak umat Katolik yang hadir dalam Misa Minggu Paskah VII di Gereja Kristus Raja, Ungaran, berdoa bagi Kiai Mahfudz.
"Misa sore ini saya persembahkan untuk mendoakan guru, sahabat, dan tokoh bangsa kita, KH Mahfudz Ridwan yang berpulang ke pangkuan Allah tadi siang. Semoga bahagia dalam damai di surga," ungkap Romo Budi mengumumkan kepada umat di awal Ekaristi.
(Baca juga: Mustasyar PBNU KH Mahfudz Ridwan Meninggal Dunia)
Romo Budi juga menyempatkan untuk berbelasungkawa secara lansung kepada keluarga almarhum dengan mendatangi rumah duka di Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Minggu malam.
"Aku berlutut berdoa di dekat jenazah Abah Mahfudz Ridwan tadi bada tarawih sesudah beliau dikafani," ujarnya.
Baginya, Abah (panggilan Romo Budi untuk KH Mahfudz Ridwan), bukan saja pengasuh pesantren. Kiai sepuh NU dan Mustasyar PBNU ini juga sahabat karib mendiang KH Sahal Mahfudz dan sahabat karib KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Bagi Romo Budi, sosok Kiai Mahfudz adalah pribadi yang ramah dan bersahaja. Kebetulan setiap tahun "Romo Saksofonis" ini selalu menyempatkan untuk bersilaturahmi kepada Kiai Mahfudz pada hari pertama perayaan Idul Fitri.
"Kadang sendiri, kadang bersama rombongan suster dan umat. Kadang juga bersama mendiang Mgr Johannes Pujasumarta dan terakhir pada Lebaran tahun lalu bersama Romo FX, Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang. Abah sungguh luar biasa rendah hati," kenang Romo Budi.
(Baca juga: Ini Pesan KH Mahfudz Ridwan untuk Jokowi dan Hanif Dhakiri)