Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Kesulitan Air, Kini Bleberan Jadi Desa Wisata Berpendapatan Miliaran Rupiah

Kompas.com - 28/05/2017, 08:27 WIB
Markus Yuwono

Penulis

Pada 2007, pihak desa membentuk unit pengelolaan air dan menyalurkan air ke seluruh desa Bleberan.

"Sejak gempa bumi 2006, sejumlah mata air di desa kami menghilang dan sebagian sumur tak lagi mengeluarkan air. Warga harus membeli dari (mobil) tangki swasta," kata Tri.

Dengan bantuan beberapa lembaga, warga dan pemerintah desa menyedot sumber mata air Jambe dan disalurkan ke bak penampung (reservoir).

Air disalurkan ke rumah warga dan masing-masing dipasangi water meter. Untuk setiap kubik air, warga membayar Rp 3.000. Harga ini jauh lebih murah dibanding membeli air melalui tangki swasta.

"Pengelolaannya profesional seperti PDAM," katanya.

Saat ini hampir seluruh masyarakat Desa Bleberan tak lagi kekurangan air. Pasokan air selalu ada sepanjang tahun, bahkan saat kondisi kemarau panjang.

Warga tinggal membuka keran yang terpasang di masing-masing rumah dan sudah bisa menikmati air.

Tri mengatakan, untuk mengelola potensi desa tersebut dibentuk bumdes, yang dikelola oleh masyarakat desa.

Jumlah karyawan bumdes sebanyak 12 orang, karyawan simpan pinjam 3 orang, dan karyawan pengelolan air 6 orang.

Adapun karyawan kawasan wisata 90 orang, pemberdayaan masyarakat/warung sebanyak 60 orang, ada 10 kelompok pemilik mobil. Ada pula home stay milik 30 orang dan 6 kelompok kuliner.

"Jika kami ditanya mengenai berapa persen pengurangan pengangguran, kami tidak mengetahui. Yang pasti ada ratusan orang dari masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan wisata Desa Bleberan. Belum lagi dampak ekonomi lainnya," ujar Tri.

Pada 2015, pendapatan bumdes mencapai Rp 2,1 miliar dan setahun kemudian naik menjadi Rp 2,2 miliar.

Pendapatan kotor ini nantinya akan dipilah dalam beberapa sub, mulai dari pendapatan asli desa, pengembangan potensi, gaji karyawan bumdes, pendidikan dan pelatihan, dana sosial dan religi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com