Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Binar Toleransi di Mata Anak-anak Peserta Tur Wisata 5 Rumah Ibadah

Kompas.com - 27/05/2017, 10:58 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Mata Fabianus Felix Novelino (11), siswa SD Ignatius Slamet Riyadi, berbinar-binar setelah keluar Vihara Vimala Dharma di Jalan IR Juanda Bandung, Jumat (26/5/2017).

Tempat ini adalah salah satu tempat favoritnya selama mengikuti tur Wisata Kebhinekaan hari itu. Felix suka karena di dalam wihara dia melihat ornamen-ornamen yang unik dan suasana asri untuk umat Budha beribadah.

"Tempatnya bagus dan enak dilihat," tuturnya.

Simbol-simbol di dalam Vihara pun memancing penasaran mereka, terutama patung budha berwarna emas yang berada di atas altar. Mereka pun mendengarkan dengan seksama ketiksa salah satu pemandu menjelaskannya.

"Bagi umat Budha, Budha adalah guru kami. Budha adalah orang yang mendapat pencerahan," kata sang pemandu. 

Felix dan anak-anak lainnya semakin antusias ketika diajak mencoba menu vegetarian untuk makan siang karena agama Budha mengajarkan tidak memakan daging.

Felix adalah salah satu peserta tur Wisata Kebhinekaan yang digelar di Bandung, kemarin. Dia dan teman-temannya memulai tur dengan mengunjungi Pura Satya Dharma Ujung Berung, lalu ke Masjid Ukhuwah Jalan Wastukencana, lanjut ke Vihara Vimala Dharma, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Cibunut hingga Gereja Katedral di Jalan Merdeka. 

Felix mengaku sangat senang karena bisa melihat lebih dekat tempat beribadah umat agama lainnya. Dia pun mengaku mendapatkan pelajaran penting dari perjalanan itu. 

"Senang ikut ini, bisa mengunjungi tempat ibadah lainnya. Saya jadi bisa belajar bagaimana cara berdoa agama lain dan lebih menghormatinya," ungkap Felix. 

(Baca juga: Buya Syafii Maarif hingga Istri Gus Dur Duduk Bersama, Ini 5 Seruan untuk Indonesia)

Sebanyak 30 siswa kelas IV hingga kelas VI dari sekolah yang berbeda-beda diajak untuk mengikuti tur mengunjungi setiap rumah ibadah dari lima agama yang ada di Indonesia.

"Jumlah anak yang ikut mencapai 30 orang, undangan 20 orang dan panitia 20 orang," ujar Ketua Panitia Wisata Kebhinekaan, Ali Abdullah. 

Ali gembira karena anak-anak yang ikut terlihat antusias. Beberapa dari mereka, lanjutnya, tak hentinya bertanya ihwal rumah ibadah hingga tata cara ibadah. Rata-rata, yang bertanya berasal dari agama berbeda dari rumah ibadah yang sedang dikunjungi.

"Bahkan di masjid mereka sama-sama berwudhu. Mereka merasa seru main air dan merasa segar. Mereka baru tahu kalau berwudhu itu segar. Semua ikut berwudhu dari 5 agama ini," ungkap Ali. 

Ali menjelaskan, ide tur Wisata Kebhinekaan dihasilkan menyusul isu-isu intoleransi antarumat beragama yang belakangan ini menjadi konsumsi publik di media, bahkan anak-anak.

Dia dan rekan-rekannya lalu menginisiasi tur ini dengan harapan anak-anak ini pulang dan bisa menularkan rasa toleransi dan saling menyayangi teman dan sahabatnya meski berbeda agama. 

"Perbedaan itu kalau kita bisa saling menghargai, saling toleransi, saling menyayangi, enggak ada masalah. Mudah-mudahan secara berkala kita adakan tur ini agar anak-anak semakin banyak mengalami wisata melihat keberagaman menjadi suatu yang menyenangkan bukan menakutkan," ungkapnya.

Ya, bersatu dalam indahnya keberagaman....

 

 

Kompas TV Era Medsos, Tantangan Baru Persatuan Bangsa (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com