Sambut Ramadhan, Anak Cucu Sunan Kalijaga Gelar Tradisi Tebah

DEMAK, KOMPAS.com - Suara kentongan terdengar nyaring di Kompleks Makam Sunan Kalijaga, yang terletak di Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (23/5/2017) sore. Bunyi tersebut menjadi penanda dimulainya tradisi tebah.

Tebah atau membersihkan makam Sunan Kalijaga merupakan tradisi tahunan. Biasanya digelar untuk menyambut datangnya Ramadhan.

Acara dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, anak cucu Sunan Kalijaga dan para abdi dalem makam berkumpul di depan makam salah satu walisongo itu.

(Baca juga: Di Kota Ini Sunan Tertua Memulai Syiar Islam)

Raden Prayitno Prawiro Kusumo, juru kunci makam Sunan Kalijaga mengatakan, tebah adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan anak cucu Sunan Kalijaga. Acara diawali dengan pisowanan dalam di Cungkup Ageng makam Sunan Kalijaga.

Kemudian dilanjutkan dengan bersih-bersih di dalam dan di luar cungkup ageng. "Untuk membersihkan di dalam Cungkup Ageng, tidak sembarangan orang boleh masuk ke dalam," kata Raden Prayitno, yang juga keturunan Sunan Kalijaga ke 14.

(Baca juga: Berkomunikasi ala Sunan Gunung Jati, Berterima Kasih kepada Orang Arab)

Setelah tradisi tebah dilaksanakan, ahli waris Sunan Kalijaga menutup pintu rumah Cungkup.Dengan menggunakan sejumlah alat kebersihan, para anak cucu Sunan Kalijaga dibantu sekitar 30 abdi dalem makam membersihkan seluruh areal makam.

"Selama setahun tentunya berdebu dan kotor sekali, karena itu harus dilakukan pembersihan total dengan tradiai Tebah," pungkasnya.