Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Bertemu Buku-buku dan Charlie Si Kucing Lucu di C20 Library

Kompas.com - 21/05/2017, 08:00 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Kathleen mengatakan, ruangan tersebut bisa digunakan oleh siapa pun baik personal maupun kelompok asalkan mengisi formulir yang juga bisa diunduh di situs web.

"Ada biaya untuk penggunaan ruangan tapi tentunya untuk kegiatan sosial atau untuk perusahaan beda harganya. Di formulir nanti tinggal diisi apakah untuk kegiatan sosial atau butuh keringanan biaya. Yang pasti kami akan mendukung kegiatan  yang berdampak terhadap sosial ataupun lingkungan," katanya.

Kathleen mencontohkan, kegiatan pasar sehat yang menjual bahan makanan sehat serta tanaman organik yang didapatkan langsung dari petaninya.

Sejak tahun 2015, C20 Library juga menyediakan co-working space atau ruang kerja bersama di lantai dua dengan fasilitas internet, printer, fotokopi, scanner dan fasilitas minuman, seperti kopi atau teh.

Kathleen mengatakan, ide itu muncul ketika dia sendiri mengalami kesulitan untuk mencari tempat bekerja yang tenang atau melakukan pertemuan untuk membahas sebuah pekerjaan.

"Untuk pekerja kreatif atau freelance biasanya kesulitan cari tempat yang tenang buat bekerja. Di kafe juga terlalu ramai dan akhirnya ya kami fasilitasi dengan membuat ruang kerja bersama dan disediakan di lantai dua," tuturnya.

(Baca juga: Cerita dari Komunitas Hikayat Tanah Hitu, Membaca agar Cerdas dan Bisa Hargai Perbedaan)

Kepada Kompas.com, Kathleen juga mengatakan, sebagian besar buku-buku yang ada di C20 Library adalah buku sejarah, sosial, sastra dan budaya. Penyusunannya pun dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pengunjung untuk mencari buku yang diinginkan.

"Di dekat pintu masuk kami letakkan buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Surabaya dan kemudian bergeser sejarah Indonesia mulai dari sebelum kemerdekaan sampai pasca-kemerdekaan. Sengaja ditata seperti itu agar pengunjung juga tahu sejarah Surabaya dan juga Indonesia. Jadi nggak ada lagi yang namanya tidak tahu sejarah. Sedih rasanya jika kita sendiri tidak tahu sejarah tempat tinggal kita sendiri," paparnya.

Dia mengatakan, ada beberapa buku yang dipinjam tidak dikembalikan dan biasanya tim dari C20 Library yang akan menghubungi langsung peminjam dan nama-nama peminjam yang tidak juga mengembalikan dishare di media sosial milik C20 Library.

"Ternyata langkah mengunggah nama-nama peminjam yang tidak mengembalikan buku sangat ampuh. Ada beberapa yang langsung mengembalikannya tapi ada juga yang tetap enggak kembali walaupun sudah didatangi. Sempat kepikiran memberlakukan semacam tax amnesty jadi pengembalian dari jangka waktu sekian sampai sekian dendanya dibebaskan," katanya sambil tertawa.

Dia berharap, C20 Library juga bisa menjadi tempat belajar dan berproses bagi setiap pengunjung yang datang. Dia mengaku juga beberapa kali mendapatkan kunjungan dari komunitas atau indvidu yang akan membuat rumah baca.

"Tempat ini terbuka untuk siapa saja yang datang ke sini. Kita bisa sharing dan beberapa kali kita juga memberikan buku di beberapa daerah yang membutuhkan. Kita juga pernah kirim buku ke Papua dan beberapa wilayah di Indonesia," pungkasnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com