Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Bekas Galian Tambang Jebol, Satu Kelurahan Terendam Banjir

Kompas.com - 20/05/2017, 08:34 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Tanggul bekas galian tambang yang menjadi ekowisata di Kota Perjuangan Sanga-sanga, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), jebol dan membanjiri satu Kelurahan Sarijaya, Sanga-sanga.

Satu ruas jalan bahkan terancam putus karena dihantam arus air yang deras.

Baca juga: Banjir Landa Samarinda, 1.000 Rumah Terendam

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sarijaya, Aspian, mengatakan, tanggul yang diduga milik Primkoveri itu berulang kali jebol.

Namun, jebol kali ini tergolong parah karena air membanjiri jalan raya berhari-hari sehingga warga kesulitan untuk menyeberang.

“Ini sih sudah berkali-kali, bahkan kemarin banjir besar sampai 1 meter. Asal air bekas galian tambang di atas, kalau tidak salah itu Primkoveri. Tanggul jebol itu sudah sering di desa ini,” kata Aspian, Jumat (19/5/2017).

Sejauh ini, kata Aspian, belum ada keputusan dari warga dan pemerintah mengenai perbaikan tanggung yang sering jebol ini.

Sebab, meski sudah diperbaiki berulang kali, debit air pasca-hujan yang tinggi kerap membuat tanggul kembali jebol.

“Kita masih belum tahu, kita harus duduk bersama dulu dengan pak camat, Pemerintah Kukar dan perusahaan juga Pertamina," kata dia.

"Ini kan jalan kita pakai bersama, kalau putus dan tidak bisa digunakan lagi tentu warga yang kasihan. Masalahnya jebol terus walau sudah diperbaiki berulang kali,” ujar Aspian.

Sebenarnya, lanjut dia, tanggul tersebut sudah berstatus ekowisata dari reklamasi lubang tambang Primkoveri.

Bahkan, beberapa hari yang lalu, ada kunjungan dinas dari kota lain yang menjadikan ekowisata itu sebagai percontohan.

Namun, letak tanggul di atas bukit dan debit air yang selalu penuh membuat pondasi tak kuat menahan.

Akibatnya, tanggul selalu jebol dan membanjiri Desa Sarijaya yang letaknya berada di bawah tambang tersebut.

“Artinya kalau memang mau dijadikan ekowisata tentu harus ada perhitungan lebih. Kita harus pikirkan keselamatan warga kalau tanggul jebol. Paling tidak kita harus memiliki perhitungan akan dikemanakan jika debit air meningkat. Kita harus berupaya menangani bersama,” tutur dia.

Sementara itu, Novita, warga Desa Sarisaja, mengeluhkan semua perabotannya yang pecah ketika air datang dari ketinggian.

“Rumah saya kebanjiran, tinggi air sampai di pinggang saya. Ini memang sudah sering kali, tapi kali ini parah. Kami yang tinggal di bawah tentu khawatir, karena bisa jadi akan ada banjir serupa,” kata dia.

Baca juga: Tanggul Jebol, 100 Ton Ikan Mati di Musi Rawas

Novi menyebutkan, masalah tanggul tersebut seperti bom waktu. Sebab, setiap diperbaiki, debit air tetap tak bisa mengalir dan selalu jebol lagi.

Kompas TV Tanggul Sungai Irigasi Wadaslintang Jebol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com