Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Pustaka: Tabung Sampahnya, Pinjam Bukunya

Kompas.com - 17/05/2017, 17:26 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Jarum jam tepat menunjukkan pukul 15.00 WIB, ketika puluhan anak-anak di Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah telah berbaris rapi di tepi jalan desa setempat, Rabu (17/5/2017).

Sekantung sampah plastik digenggam erat oleh jemari kecil mereka. Tak berselang lama, sayup-sayup deru suara motor roda tiga yang dikendarai Arti (43) datang mendekat. Seketika, anak-anak yang sudah menanti dengan penuh harap datang menghambur.

Satu-persatu dari mereka menyerahkan bingkisan sampah kepada Arti, lantas memilah buku-buku dari perpustakaan mini di atas gerobak boks motornya.

Limbah Pustaka, begitu warga sekitar menjuluki motor roda tiga pemberian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purbalingga yang selalu dinanti-nanti itu.

Baca juga: Kisah Perahu Pustaka Jelajahi Pesisir Sulawesi agar Anak-anak Bisa Membaca

Sistemnya cukup unik, pegiat literasi pro lingkungan yang memiliki nama lengkap Raden Roro Hendarti ini menggratiskan setiap warga untuk meminjam buku yang dia bawa.

Kompensasinya, cukup menyetorkan sampah anorganik yang sehari-hari dihasilkan dari rumah-tangga.

Ibu dua anak ini menjelaskan, Limbah Pustaka merupakan bentuk kombinasi harmonis antara perpustakaan desa dan bank sampah. Gagasan ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2014, namun upaya jemput bola lewat perpustakaan keliling ini baru mulai dilakoni sejak dua tahun terakhir.

“Sebenarnya tidak diwajibkan untuk setor sampah setiap mau meminjam buku, lebih kepada sukarela saja. Tujuan saya hanya untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat,” kata Arti yang juga menjabat sebagai Kaur Kesra desa setempat.

Saat ini, Limbah Pustaka sudah memiliki koleksi sekitar 2000 buku. Jenisnya pun cukup beragam, mulai dari buku bertema agama, kesehatan, pendidikan, pertanian, hingga fiksi.

Dengan daya tarik tersebut, dalam sebulan, Limbah Pustaka dapat menghimpun sampah hingga satu kuintal lebih.

“Hasil dari penjualan sampah ini tidak saya kantongi sendiri, namun saya kembalikan kepada para anggota. Jadi sistemnya tabungan, setiap ada yang setor sampah, saya catat. Lumayan, dalam satu tahun bisa kumpul sampai puluhan ribu rupiah,” jelasnya.

Salah satu pelanggan setia perpusatakaan keliling Limbah Pustaka, Salsabila Aura Ramadhani (10) nampak gembira dengan kehadiran Limbah Pustaka. Siswi kelas 4 SD tersebut biasa meminjam buku-buku yang disediakan oleh Limbah Pustaka.

Sebagai pengganti, Salsabila dengan senang hati mengumpulkan sampah plastik dari rumah dan lingkungan sekitar untuk disetorkan ke Arti.

Baca juga: Berbekal Motor Pustaka, Serka Darwis Tebarkan Virus Membaca ke Pelosok Desa

Ternyata Limbah Pustaka tak hanya populer di kalangan anak-anak saja, orang dewasa juga tak kalah antusias memilah-milah buku di atas rak. Salah satunya yakni Tri Ustanti (50).

Warga RT 8 RW 3 tersebut lebih tertarik dengan buku-buku agama dan resep masakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com