Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Komunitas Hikayat Tanah Hitu, Membaca agar Cerdas dan Bisa Hargai Perbedaan

Kompas.com - 17/05/2017, 08:00 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

 

Satukan perbedaan lewat baca

Selain untuk mencerdaskan anak-anak yang ada di Desa Hitu Mesing dan Hitu Lama, Halid dan rekan-rekannya juga berkeinginan kuat agar kedua desa bertetangga itu dapat menyatukan segala perbedaan yang kerap terjadi selama ini.

Menurut Halid, dengan mengajak warga khususnya anak-anak untuk belajar dan membaca, maka akan tumbuh pikiran positif dalam setiap diri mereka. Dengan begitu setiap orang juga dapat mendukung anak-anaknya untuk terus belajar dan membaca.

“Salah satu harapan kami, perbedaan yang terjadi selama ini tidak harus menjadi masalah dan sumber permusuhan, makanya sejak dini anak-anak harus terus belajar dan membaca agar mereka punya ilmu pengetahuan yang luas,” katanya.

Halid menyadari dengan membangun budaya membaca, anak-anak di dua desa tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan kompetitif di masa mendatang. Baginya, perbedaan kedua desa yang kerap berujung pertikaian harus dihindari.

Oleh karena itu, setiap kali bertemu dan berdiskusi dengan anak-anak kedua desa itu, pihaknya selalu saling mengingatkan bahwa perbedaan tidak harus dijadikan alasan untuk saling bermusuhan.

“Budaya membaca harus terus ditingkatkan, jangan lagi menjadikan perbedaan itu sebagai masalah,” ujarnya.

Halid melanjutkan, untuk mewujudkan semua itu, rumah baca komunitas Hikayat Tanah Hitu dalam berbagai kesempatan terus membangun pemahaman pada anak-anak binaannya agar tetap belajar dan terus membaca, karena membaca adalah jendela ilmu pengetahuan.

“Kami sendiri anggota komunitas Hikayat Tanah Hitu berasal dari dua desa, Hitu Mesing dan Hitu Lama dan sama sekali tidak ada perbedaan di antara kami,” katanya.

Desa Hitu Mesing dan Hitu Lama memang kerap berkonflik sejak dahulu, banyak warga dari kedua belah pihak yang telah menjadi korban baik korban luka maupun korban jiwa. Namun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir kedua desa itu tidak lagi berselisih paham.

“Semoga kondisi ini akan terus terjaga, agar anak-anak di sini bisa terus belajar dan membaca untuk membangun peradaban di Tanah Hitu tercinta ini,” harapnya.

 

 

Kompas TV Perpustakaan keliling dalam beragam jenis terparkir di halaman Istana Negara, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com