GARUT, KOMPAS.com - Dua orang pengunjung pantai Karang Papak di Garut, Jawa Barat, tewas terseret ombak saat sedang rekreasi di kawasan pantai, Minggu (14/5/2017) pagi.
Dua orang korban tewas itu adalah asisten dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Siliwangi Garut atas nama Bajang Ruhiyat (28) dan mahasiswa STAI Siliwangi Garut bernama Tanu Hidayat, warga Purwakarta.
Danramil Cikelet Kapten Inf Suhana, melalui Kasie Intel Kodim Kapten Didi menyatakan, pada Minggu (14/5/2017) sekitar pukul 08.00 WIB rombongan mahasiswa STAI Siliwangi tengah rekreasi di pantai.
Saat mereka asyik bermain air, menurut Suhana, sekitar pukul 09.00 WIB datang ombak besar yang menyeret lima orang yang bermain di pantai. Namun, dua di antara mereka tidak bisa diselamatkan hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan tewas.
Sementara tiga orang lainnya berhasil diselamatkan, yaitu Ari Yoga (20), Nurul Aisyah (19), dan Alfina (18).
Menurut Suhana, korban yang berhasil diselamatkan langsung dibawa ke Puskesmas Cikelet oleh petugas Balawista, Koramil dan Polsek Cikelet.
Adapun Bajang Ruhiyat telah dibawa keluarganya untuk dimakamkan. Sementara jenazah Tanu Hidayat masih di Puskesmas Cikelet, menunggu dibawa keluarga.
"Korban yang selamat masih ditangani di Puskesmas Cikelet," kata Suhana.
Sementara menurut Camat Cikelet, Iwan Trisnadiwan, Bajang sebelumnya berusaha menyelamatkan mahasiswanya yang terseret arus balik ombak. Namun, Bajang malah ikut terseret arus ombak ke tengah laut.
Jenazahnya ditemukan nelayan telah tewas tidak lama kemudian.
"Nelayan setempat telah berusaha melakukan pertolongan, tapi tidak bisa diselamatkan dan akhirnya ditemukan telah tewas," kata Iwan.
Sebelumnya, pada Kamis (11/5/2017), juga terdapat korban tenggelam akibat ombak di pantasi selatan Garut. Korban bernama Budi Budiman (27), warga Garut Kota yang tewas di kawasan pantai yang sama.
(Baca: "Selfie" di Pinggir Pantai, Budi dan Motornya Hilang Terseret Ombak)
Jenazah Budi yang hanyut bersama motornya dan baru ditemukan Sabtu (13/5/2017) pagi, sekitar 300 meter dari tempat dia terseret ombak.
Iwan Trisnadiwan mengakui bahwa kawasan Pantai Karangpapak memang sering terjadi wisatawan yang terseret arus, kemudian hilang dan tewas. Padahal, pihak kecamatan telah memasang papan peringatan larangan bermain air di kawasan pantai tersebut.