Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi 1.000 Lilin untuk Ahok di Kefamenanu akan Digelar 7 Hari

Kompas.com - 12/05/2017, 05:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Aksi bakar 1.000 lilin untuk mendesak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dibebaskan dari hukuman penjara akan digelar selama tujuh hari di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Aksi itu dikoordinir tiga organisasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yakni Organisasi Fraksi TTU, Lakmas Cendana Wangi NTT, dan Garda TTU.

Koordinator aksi dari Fraksi TTU, Wilem Oki mengatakan, kegiatan pembakaran lilin selama tujuh hari akan digelar Rabu (10/5/2017) hingga Rabu (17/5/2017) mendatang. Aksi dilakukan di Pengadilan Negeri Kefamenanu dan Bundaran kilometer 9 Kefamenanu.

Menurut Wilem, aksi ini juga bagian dari menolak rasisme penegakan hukum dan melawan radikalisme yang merongrong kebinekaan Indonesia.

“Ini adalah buah refleksi atas vonis hakim terhadap Ahok. Kita melihat wibawa negara telah diruntuhkan kelompok tertentu yang memaksa negara melalui lembaga peradilan untuk menghukum seseorang yang tidak memiliki niat melakukan penistaan,” ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2017) malam.

Menurut Wilem, vonis hakim terhadap Ahok menjadi bukti nyata bahwa negara telah takluk di bawah keinginan kelompok atau golongan tertentu.

“Kita membakar lilin di Kabupaten TTU, sebagai simbol aksi cahaya atau doa untuk menerangi persatuan dan kedamaian negara," ucapnya.

(Baca juga: Ribuan Warga di Bali Nyalakan Lilin untuk Ahok)

 

"(Aksi ini) sekaligus mengirim pesan ke Jakarta, yang berhak terhadap negeri ini, bukan hanya kelompok atau golongan tertentu yang getol berjuang setiap saat atas nama agama, untuk menghukum orang lain atau golongan lain. Tetapi kami juga memiliki hak yang sama atas negara ini,” tambahnya.

Penegakan hukum di negara ini, sambung Wilem, tidak boleh disandera oleh parade politik ketakutan yang dilakukan ormas keagamaan yang didukung elit politik. Karena hal tersebut akan semakin mengancam eksistensi NKRI.

“Aksi bakar lilin juga kami lakukan sebagai bentuk dukungan dan doa kami untuk Ahok, agar tetap kuat dalam menghadapi situasi sulit ini. Kami juga ingin mengirim terang kepada para hakim dan politisi di Jakarta, agar lebih serius memikirkan eksistensi NKRI daripada tenggelam dalam proses perebutan kekuasaan yang saling memecah belah,” jelasnya.

(Baca juga: Warga Jayapura Bakar 1.000 Lilin Desak Bebaskan Ahok)

 

Sementara itu, Direktur Lakmas Cendana Wangi Viktor Manbait mengatakan, selain membakar liin, kegiatan itu juga akan diisi pembacaan puisi, menyanyi lagu perjuangan, arak-arakan, dan tanda tangan di kain putih sepanjang enam meter.

“Kita juga akan galang tanda tangan di kain putih sepanjang enam meter dan akan diserahkan ke Mahkamah Agung melalui Pengadilan Negeri Kefamenanu untuk penangguhan penahanan Ahok,” ucapnya.

Kompas TV Warga Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, menggelar aksi menyalakan seribu lilin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com