Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Buddha Gelar Ritual Pengambilan Api Waisak di Grobogan

Kompas.com - 10/05/2017, 07:43 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Lantunan doa puluhan ummat Budhha menggema di kawasan obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (9/5/2017).

Mereka berdoa secara khusyuk di depan altar sang Buddha yang telah dipersiapkan. Beberapa di antaranya terlihat mengenakan pakaian serba putih serta jubah khas para Biksu yang identik berwarna oranye.

Serangkaian prosesi doa terus berlangsung selama berjam-jam hingga memasuki puncak acara pengambilan Api Dhamma Tri Suci Waisak 2561 BE/2017. Ritual doa dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Siang, sekitar pukul 12.00 WIB, lantunan doa tak lagi nyaring terdengar.

Perwakilan ummat Buddha yang telah membawa obor selanjutnya beranjak menuju titik lokasi Api Abadi Mrapen. Secara bersamaan, obor tersebut lantas disulutkan ke pusat api yang telah berkobar tersebut.

Api obor yang menyala itu selanjutnya diarak menuju sebuah mobil pick up. Di atas kendaraan roda empat itu telah dipersiapkan sebuah tungku yang digunakan untuk menampung api yang diambil dari Api Abadi Mrapen tersebut.

Dua biksu naik ke atas bak mobil lantas menyulutkan api obor mereka ke tungku. Rombongan umat Buddha yang sebelumnya tiba di obyek wisata Api Abadi Mrapen dengan menumpang beberapa armada kendaraan roda empat melanjutkan perjalanan ke arah Magelang.

Api yang telah diambil ini akan disemayamkan di Candi Mendut. Keesokan harinya dibawa ke Candi Borobudur sebagai sarana peribadatan perayaan Waisak.

(Baca juga: Sambut Waisak, Umat Buddha Khidmat Semayamkan Air Suci di Candi Mendut)

 

Api Abadi Mrapen merupakan suatu fenomena alam dimana gas alam yang keluar dari perut bumi tersulut oleh api yang sampai sekarang tidak pernah padam. Keajaiban yang konon muncul akibat campur tangan Sunan Kalijaga ini jamak dimanfaatkan oleh masyarakat.

 

Selain diistimewakan sebagai bagian dari Tri Suci Waisak, juga difungsikan untuk penyulutan api di Pekan Olahraga Nasional (PON).

Ketua DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Soedjito Kusumo menyampaikan, api merupakan simbol spirit menuju kesucian. Sejatinya, kegelapan perlahan akan sirna melalui penerangan yang bersumber dari api.

"Tempat yang gelap akan terang karena api. Api membawa cahaya dan harapan, sekalipun di tempat yang paling gelap. Api abadi Mrapen yang tak kunjung padam meninggalkan pesan yang baik kepada kita semua. Seperti ajaran Budhha yang mengharuskan kita semua terus berbuat baik, menjauhi sifat jahat dan mensucikan pikiran," terang Soedjito.

Menjelang Waisak, Soedjito mewakili umat Buddha berharap masyarakat lebih bijaksana menghadapi situasi saat ini. "Harapan kita semua di dunia adalah hidup damai dan sejahtera. Bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Karena Tuhan itu satu," terang Soedjito.

Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Grobogan. Puluhan personel Polres Grobogan pun disiagakan di sejumlah titik lokasi untuk mengawal berlangsungnya acara.

"Toleransi antar umat beragama sudah membudaya di Grobogan. Masyarakat dari berbagai agama pun turut dilibatkan untuk mensukseskan ritual pengambilan api. Selamat hari Waisak bagi yang merayakan," pungkas Kapolres Grobogan, AKBP Satria Rizkiano. 

(Baca juga: Jalur Lalu Lintas ke Candi Borobudur Dialihkan Selama Waisak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com