TIDORE, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo meresmikan PLTU pertama yang beroperasi di Maluku dan Maluku Utara.
Peresmian ini dilakukan oleh Presiden secara bersamaan melalui video conference ketika Jokowi juga meresmikan kegiatan groundbreaking PLTMG MPP Jayapura 50 MW di Houltekamp, Selasa (9/5/2017).
Peresmian PLTU ini sendiri dilaksanakan di Kelurahan Rum Balibunga, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, yang merupakan lokasi dari PLTU Maluku Utara-Tidore berkapasitas 2x7 MW.
Baca juga: Gubernur Maluku Minta Jokowi Tak Lanjutkan Proyek PLTU yang Mangkrak
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, Wakil Gubernur Maluku Utara M Natsir Thaib, Wali Kota Tidore Kepulauan Capt H Ali Ibrahim dan manajemen PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara (PLN M2U) serta PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku.
PLTU tersebut dibangun di atas lahan seluas 18,4 hektar yang pembangunannya dimulai pada tahun 2008 dan telah beroperasi mulai Agustus 2016.
Melalui video conference, Presiden mengatakan bahwa dirinya telah menginstruksikan seluruh pihak yang terkait untuk terus melakukan inovasi dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Maluku Utara M Natsir Thaib menyampaikan bahwa pemerintah Provinsi Maluku Utara sangat mendukung kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh PLN.
"Dengan adanya PLTU ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Kota Tidore dan Ternate," ujarnya.
Sementara itu, General Manager PLN M2U Indradi Setiawan mengatakan bahwa energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTU ini kemudian disalurkan ke Sistem Kelistrikan Ternate-Tidore melalui Saluran Kabel Laut Tegangan Menengah (SKLTM) 20 kV.
"Dengan beroperasinya PLTU Maluku Utara-Tidore ini, maka sistem kelistrikan Ternate-Tidore memiliki daya mampu sebesar 41 MW dengan beban puncak sebesar 31 MW," ujar Indradi.
Sebelum beroperasinya PLTU Maluku Utara-Tidore 2x7 MW, sistem kelistrikan Ternate-Tidore sendiri memiliki daya mampu sebesar 26,94 MW dengan beban puncak mencapai 24,57 MW, sehingga cadangan daya yang tersedia sebesar 2,361 MW.
Oleh karena itu, dengan beroperasinya PLTU tersebut, PLN mampu menyediakan cadangan daya hingga 10 MW untuk sistem kelistrikan Ternate-Tidore.
Saat ini, total kapasitas pembangkit yang ada di Maluku Utara sebesar 94,567 MW dengan beban puncak keseluruhan mencapai 74,534 MW. Jumlah pelanggan PLN di provinsi ini mencapai 204.452 pelanggan.
Baca juga: Rasakan Mati Listrik Saat Kunker ke Maluku, Jokowi Langsung Cek PLTU
Indradi juga menambahkan, beroperasinya PLTU ini telah menunjang program diversifikasi energi untuk pembangkit listrik tenaga non-bahan bakar minyak (BBM) sehingga penggunaan fuel mix menjadi 62,2 persen dan mampu menghemat penggunaan BBM mencapai Rp 51,2 miliar per tahun.
"Kelancaran pembangunan PLTU yang akhirnya telah beroperasi hingga saat ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dan seluruh stakeholders. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dan peran serta dari seluruh elemen masyarakat untuk turut menjaga keberlangsungan dari PLTU ini," tutup Indradi.