Syamil menjelaskan, saat ini di Halmahera Selatan ada hampir 20 taman baca atau rumah baca yang didirikan oleh masyarakat. Semuanya saling membantu dan bersinergi untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Pulau Bacan ini.
"Jadi nantinya mereka bisa jadi relawan. Mereka bisa berkunjung dan membantu rumah-rumah baca yang ada di Halsel ini," tukasnya.
Anak keenam dari delapan bersaudara ini memiliki impin besar yakni bisa memiliki pusat pendidikan dan pelatihan.
" Di dalamnya mulai dari pelatihan menulis, kita punya gedung di dalamnya ada perpustakaan kemudian ada seninya dan bidang sosialnya dalam satu kompleks," harapnya.
Tahun depan, Syamil akan melanjutkan program beasiswa S2 di Jepang setelah mengikuti seleksi LPDP Indonesia dan Pemprov Maluku Utara.
Dukungan pemda
Gerakan Literasi di Kabupaten Halmahera Selatan mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Halsel, Nurlaela mengungkapkan, pihaknya telah mengusulkan sarana dan prasarana.
"Kemarin kita ada kendala, ada buku tidak ada gedung, sekarang kita prioritas perpustakaan sekolah melalui dana DAK. Tahun kita juga kita bangun rumah baca Al Qur'an, kan literasi juga," terangnya.
Saat ini, pihaknya mengurus perpustakaan sekolah. Hasil pendataan baru 50 persen sekolah-sekolah yang memiliki perpustakaan sekolah termasuk buku bacaannya.
Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan seluruh desa wajib membuka pusat kegiatan belajar masyarakat.
"Ada 209 desa, saya sudah tanda tangan buat pusat kegiatan belajar masyarakat," terangnya.
Menurutnya, bupati juga telah mencanangkan program One Home One Library. Namun, tentunya butuh waktu dan juga buku-buku untuk mewujudkan program ini.
"Kalau Halsel sudah bebas buta aksara, cuman sekarang yang harus digalakkan adalah meningkatkan minat baca masyarakat," tutup Nurlaila.