Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rumah Belajar Bibinoi, Pernah Diusir Kepala Desa hingga Berhasil Cetak Sarjana

Kompas.com - 09/05/2017, 07:00 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

Sembari mencari lokasi, Syamil dan anak-anak Rubi mengangkat buku-buku dan lemari dari kantor di rumahnya. Beruntung ada sebuah Madrasyah Ibtidaiyah Swasta yang mau meminjamkan ruangan sambil menunggu tempat yang permanen untuk digunakan Rubi hingga tiga tahun.

Orangtua dari anak-anak Rubi yang merasa prihatin dengan kondisi itu berusaha mengumpulkan kayu papan dan kayu balok untuk membangun kembali Rumah Belajar di lahan keluarganya yang digunakan hingga saat ini.

"Alhamdullilah ada orangtua anak-anak Rubi menyumbangkan lemari, kursi dan meja-meja belajar. Ada juga sumbangan buku dari komunitas literasi di Jakarta," ucapnya senang.

Adapun program belajar di Rubi di antaranya publik speaking, bahasa Inggris dan memotivasi mereka tetap belajar di sekolah. Karena banyak anak-anak setelah pulang sekolah langsung ke kebun ataupun membantu orangtuanya mencari ikan.

"Dulunya di depan Rubi kita punya kebun percontohan dan belajar menanam sayur. Warga bisa langsung dibeli untuk operasional Rubi, kan anak-anak juga suka berkebun," ungkapnya.

Bersama guru-guru muda di SMA Bibinoi, Syamil mengatakan, telah memfasilitasi anak-anak Rubi yang telah lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri dengan memperoleh beasiswa bidik misi, Dompet Dhuafa dan beasiswa pemerintah provinsi.

"Ada yang kuliah fakultas kedokteran di Palu dan Surabaya, pasca lulus sarjana mereka kembali dan menjadi relawan di Rubi. Sampai sekarang ada lima anak Rubi yang sudah sarjana," akunya.

Saat ini, Rubi telah memiliki seribu koleksi buku. Terakhir sumbangan dari PT Gramedia. Syamil sendiri meraih juara dua pada Gramedia Reading Community Competetion tahun 2016 lalu.

Mimpi besar

Menyusul kurangnya relawan, Syamil membuat komunitas bernama Aksi Anak Bangsa di Labuha yang juga memiliki perpustakaan.

Organisasi ini merupakan wadah berkumpulnya anak-anak muda yang memiliki ketrampilan organisasi dan kemampuan di sekolahnya. Rata-rata mereka adalah siswa SMA.

Mereka berasal dari organisasi Purna Paskibraka, Forum Putri Pariwisata, Bacan Saruma Family, Bistro 29, Triple 12, Rumah Inspirasi Halsel. Mereka sering membuat acara pengembangan bakat anak-anak Halsel.

"Torang di sini belajar tata cara menyusun buku, posisi buku. Cara membaca buku yang betul itu begini bagus juga seperti apa. Di sini juga banyak kakak-kakak yang torang liat bisa termotivasi seperti mereka," ungkap Andika, siswa kelas tiga SMA.

Tina Andi Kumaha dari Forum Putri Pariwisata Halsel ini mengaku, tergabung dalam Aksi Anak Bangsa dan menjadi relawan karena termotivasi dan ingin tahu apa yang dikerjakan dalam rumah baca.

"Banyak kegiatan yang tidak saya dapat di sekolah, misalnya menyusun buku dan belajar memahami karakter anak-anak saat mereka membaca buku," terangnya.

Proses penataan dan menyusun buku diperolehnya mereka dari Syamil yang menjadi penanggungjawab dan pembina dari Komunitas Aksi Anak Bangsa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com