YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Pembebasan Perempuan (Siempre) memakai topeng berwajah Marsinah di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin (8/5/2017).
Mereka juga membagikan topeng wajah Marsinah yang berbahan kertas kardus ke warga yang melintasi Jalan Malioboro.
Fitri Lestari, anggota Siempre mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk memperingati kematian Marsinah, buruh yang tewas dibunuh akibat memperjuangkan hak para buruh. Kematiannya pada 8 Mei 1993 silam masih menjadi misteri sampai saat ini.
"Aksi kami berbeda dengan teman yang lain dengan diskusi atau panggung rakyat, sedangkan kami tetap turun ke jalan. Kami ingin mengampanyekan siapa itu Marsinah ke masyarakat luas," kata Fitri kepada Kompas.com di sela-sela aksi.
Fitri mengatakan, banyak generasi muda saat ini yang tak mengetahui sosok Marsinah termasuk perjuangannya. Alasan itu yang membuat Siempre melakukan aksi di jalan dengan menceritakan perjuangan Marsinah ketika masih hidup.
"Marsinah antikapitalisme, antiimperialisme, antipatriarkhi, antiseksisme, antifeodalisme, dan alntimiliterisme. Dan kita tahu, Marsinah mati karena ada campur tangan investor dan militer di dalamnya," ujar Fitri.
(Baca juga: Jelang Hari Ibu, Monolog "Marsinah Menggugat" Ingatkan Beban Kaum Perempuan)
Fitri menyebut aksi Siempre hari ini itu sebagai festival 1000 topeng Marsinah. Ia dan teman-temannya berjalan kaki dari lokasi parkir Abu Bakar Ali sampai titik nol kilometer Yogyakarta dengan menggunakan topeng.
Pemakaian topeng itu, untuk mengenalkan wajah Marsinah kepada khalayak terutama generasi muda saat ini. Menurutnya, kematian Marsinah merupakan salah satu sejarah kelam di Indonesia sehingga jangan sampai masyarakat melupakannya.
"Topeng ini bisa dipakai dan mengingatkan masyarakat Agar mengetahui wajah Marsinah yang tewas 24 tahun karena perjuangannya," ungkapnya.
"Kami ingatkan kembali militerisme dan kapitalisme terutama yang menindas Marsinah dan perempuan itu harus dilawan," tutupnya.