Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Napi Beberkan Pungli di Rutan Pekanbaru dari Rp 20.000 hingga Rp 7 Juta

Kompas.com - 08/05/2017, 11:37 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com – Kaburnya 442 orang tahanan dari Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Jumat (5/5/2017) lalu, membuka penyimpangan yang terjadi di dalam rutan. Satu di antaranya dugaan pungutan liar (pungli).

Haji Usman, orangtua salah satu tahanan membeberkan praktek-praktek pungli yang ia ketahui. Misalnya untuk memindahan anaknya ke ruang tahanan lebih layak ia harus merogoh kocek hingga Rp 7 juta.

Usman menceritakan, ruang tahanan anaknya penuh sesak. Seharusnya, ruangan tersebut dihuni belasan orang namun didiami 80 orang.

"Supaya anak saya bisa pindah ruangan saya harus bayar Rp 7 juta. Kalau tidak bayar kasihan anak saya yang diperlakukan tidak manusiawi," kata Usman, kepada Tribun.

Selain itu, pembesuk harus membayar Rp 50.000 jika tidak ingin mengantre saat membesuk. Dengan membayar sejumlah uang itupun waktu kunjungan pun bisa lebih lama.

Namun, sambung Usman, uang tersebut tidak diberikan langsung kepada petugas melainkan kepada Tamping (Napi yang membantu petugas rutan).

"Kalau mau membesuk itukan kita harus mengantre, ya kalau mau cepat harus bayar. Waktu besuk juga dibatasi dan kalau mau lama bayar lagi. Bervariasi ada yang Rp 20.000 hingga Rp 50.000.

(Baca juga: Buru 174 Tahanan Rutan Pekanbaru, Polisi Terkendala Nama, Alamat, dan Foto)

Keluarga tahanan lainnya, Erlinda mengatakan, ia harus membayar Rp 2,5 juta supaya sang adik yang terjerat kasus pencurian pindah ke ruang tanahan yang lebih longgar.

"Kasihan ruangan sebelumnya padat. Jadi, kalau mau pindah yang lebih longgar ruangannya harus bayar. Saya bayar Rp 2,5 juta, " ucapnya.

Keluarga tahanan lainnya, Sudirman mengatakan, mekanisme dan prosedur yang terjadi di Rutan yang beralamat di Jalan Sialang Bungkuk, Pekanbaru ini, sudah seperti disetting menjadi bisnis besar di balik penjara.

Belum lagi pelayanan tidak maksimal yang terjadi di dalam rutan. "Di dalam itu airnya kotor, anak saya sampai berkudis. Tapi, saat saya mau antarkan obat yang ukuran kecil supaya kudisnya sehat saja tidak boleh. Belum lagi makanannya,” tuturnya.

(Baca juga: Ini Penyebab Kaburnya Ratusan Penghuni Rutan Pekanbaru Versi Polisi)

Ia sadar anaknya bersalah, namun seharusnya tahanan ini dibina, bukan diperlakukan tidak manusiawi. Untuk itu, dia meminta kepada Kementerian Hukum dan HAM Riau tidak tinggal diam dengan persoalan yang terjadi di Rutan Klas IIB Pekanbaru ini. (cr8/cr5/mad)

Berita ini tayang di Tribun Pekanbaru dengan judul: Pungli di Rutan Sialang Bungkuk Rp 50 Ribu Hingga Rp 7 Juta, Ini Penyebab 442 Narapidana Kabur

Kompas TV Sebanyak 351 tahanan, Minggu (7/5) kemarin dipindahkan dari Rutan Sialang Bungkuk, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com